Soal Matematika di Jepang Ini Dikecam Para Gamers

Ilustrasi Bermain Video Game (Foto: Pexels)

Sebuah soal cerita dalam ujian matematika dikecam para gamers di Jepang. Pasalnya dalam soal itu bermain game dianggap membuang-buang waktu, memicu perdebatan di media sosial.

Dikutip dari situs berita Jepang SoraNews24, foto soal ujian ini diunggah seorang ayah di Jepang pada Senin lalu di Twitter. Dia mengaku merasa bersalah setelah membaca soal matematika yang disodorkan putri bungsunya.

Berikut terjemahan dari soal tersebut:

"Pada pagi hari, kau menghabiskan satu jam dan 50 menit bermain video games. Sore, kau menghabiskan dua jam dan 50 menit bermain video games. Total, berapa jam dan menit waktu yang buang percuma?"

Sebenarnya menjawabnya mudah saja, tinggal menjumlahkan saja jam dan menit dalam soal tersebut. Namun pengunggah mengaku tidak mampu menjawab soal itu.

Dia adalah seorang gamer, dan tidak merasa bermain video game telah membuang waktu. "Soal itu adalah penghinaan bagi orang-orang yang membuat video game," kata dia.

Soal matematika itu telah diretweet oleh lebih dari 54 ribu orang dan di-like lebih dari 83 ribu orang. Kebanyakan merespons dengan kecaman terhadap soal yang dianggap melecehkan industri game tersebut.

Bertualang dengan Nintendo Switch. (Foto: Nintendo)

Video game adalah industri besar yang menyumbang pemasukan hingga USD 13,67 miliar di Jepang pada 2017.

"Saya ingin guru itu menunjukkan bukti bahwa bermain game sama saja membuang-buang waktu," kata seorang pengguna Twitter menanggapi soal matematika itu.

Sebagian mengatakan itu adalah soal yang mustahil untuk dijawab.

"Ini soal yang mustahil. Seperti bertanya 'Jika kau punya 10 apel dan lima jeruk, berapa pisang yang kau punya?" ujar pengguna Twitter lainnya.

Sebagian yang lain mencoba merekonstruksi ulang soal tersebut.

"Di hari liburnya, guru menghabiskan satu jam dan 30 menit menonton sinetron. Setelah itu, dia menghabiskan dua jam menonton talk show dengan bintang tamu aktor favoritnya. Total, berapa jam dan menit yang guru itu sia-siakan?"