Solo Mulai Melesat, Yogya Perlahan Ditinggalkan Wisatawan

24 Januari 2023 10:28 WIB
·
waktu baca 2 menit
Presiden Jokowi menikmati malam bersama keluarga menaiki andong berkeliling Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakara (DIY), pada Sabtu (7/1/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Jokowi menikmati malam bersama keluarga menaiki andong berkeliling Jalan Malioboro, Kota Yogyakarta, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakara (DIY), pada Sabtu (7/1/2023). Foto: Biro Pers Sekretariat Presiden
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
PHRI DIY menilai inovasi perlu dilakukan di Yogyakarta agar tetap menjadi favorit tujuan wisata. Jika tidak, maka Yogya bisa terlibas kota lain seperti Solo, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
"Kalau kita terlena kita akan terlibas. Itu yang harus kita waspadai bersama," kata Ketua PHRI DIY Deddy Pranowo Eryono dikonfirmasi.
Pada libur Imlek kemarin, Deddy mengatakan okupansi hotel tinggi hanya di hari Sabtu (21/1) lalu yang mencapai 89,9 persen. Akan tetapi di dua hari setelahnya tidak terlalu signifikan.
Menurut Deddy, banyak wisatawan yang ke Yogyakarta melanjutkan wisatanya ke Solo.
"Saya baru tahu di Imlek ini dari tamu-tamu yang kita interview dari beberapa hotel yaitu setelah di Jogja kebanyakan stay-nya ke Solo. Ini kan menjadi catatan penting bagi DIY," katanya.
Kondisi ini menurut Deddy menjadi momentum bagi pemerintah daerah dan stakeholder terkait untuk menata diri. Solo, menurut Deddy promosinya gencar. Bahkan mereka juga promosi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
"Dan memberikan spesial hospitality yang cukup luar biasa karena didukung oleh Pemerintah Kota Solo," katanya.
Foto udara Masjid Raya Sheikh Zayed di Gilingan, Solo, Jawa Tengah, Senin (14/11/2022). Foto: Mohammad Ayudha/Antara Foto
"Misalnya dari Solo menurut informasi itu difasilitasi pembayaran pajak, misal normalnya 10 persen dari tamu membayar, itu dikembalikan ke hotelnya asal membuat program diskon. 'Kamu saya bantu, kamu bayar pajak ke kita hanya 5 persen' itu 5 persen dari Pemerintah Kota," katanya.
Lebih lanjut, terobosan harus dilakukan di DIY. Tidak harus sama, tetapi peran pemerintah kota maupun kabupaten harus ada menurut Deddy.
"Jangan sampai ada kesan PHRI itu hanya menjadi sapi perahan. Supaya multiplayer efeknya luas kita harus saling membantu. Kalau PHRI jalan sendiri enggak bisa, pemerintah jalan sendiri enggak bisa, lainnya jalan sendiri enggak bisa juga," katanya.
ADVERTISEMENT