Solusi DPRD DKI Jakarta Jelang Libur Panjang Akhir Tahun

26 November 2020 16:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Pemprov DKI Jakarta sempat mengutarakan harapan mereka soal libur panjang yang akan tiba di akhir tahun ini. Mereka meminta pemerintah mempertimbangkan pemberian libur panjang, terlebih di masa pandemi ini.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, jumlah kasus selalu naik pasca libur panjang yang diikuti dengan pergerakan masyarakat keluar masuk Jakarta secara masif.
Sementara itu menurut DPRD DKI Jakarta, libur panjang tidak perlu ditiadakan. Karena libur merupakan hal yang penting bagi para pekerja. Namun, ia menganjurkan agar orang tidak berpergian selama masa libur tersebut.
"Liburnya boleh ya, tapi mungkin perlu ada imbauan gak keluar aja gitu. Karena dengan cara kerja seperti saat ini membuat orang jenuh juga kan perlu ada refreshing tapi mungkin referensinya perlu diatur pengaturannya," kata Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono, di DPRD DKI Jakarta, Kamis (26/11).
Kendaraan memadati ruas Tol Jagorawi KM 6 di Jakarta, Kamis (29/10). Foto: Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO
Gembong meminta masyarakat Jakarta berdiam di rumah saat libur. Menghabiskan waktu dengan keluarga jadi pilihan utama. Karena, berpergian saat libur panjang sama bahayanya dengan kerumunan massa di masa pandemi.
ADVERTISEMENT
"Ya dua duanya bahaya lah enggak usah dibanding-bandingkan, tetapi yang pasti kalau bicara COVID-19 ini kan soal kerumunan," kata Gembong.
Solusi lain adalah kontrol dari atasan ke pekerja langsung. Imbauan dari atasan untuk menahan pekerja agar tidak keluar dari Jakarta jadi poin krusial menekan pergerakan masyarakat keluar masuk Jakarta.
"Mungkin bukan sekadar ada imbauan yah, mungkin sekadar ASN bisa dari atasannya, langsung berikan larangan atau apa pasti pemerintah akan lakukan evaluasi itu lah. Soal libur panjang menurut saya, libur itu penting dan sangat perlu. Tetapi bagaimana itu tidak membuat orang bergerak. Itu saja," tutup Gembong.