Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Sri Mulyani: Ramadhan Waktu yang Tepat untuk Mengasah Cara Berpikir
3 Juni 2017 14:08 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:16 WIB
ADVERTISEMENT
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati buka puasa bersama Imam Besar Masjid Istiqlal, Profesor Nasaruddin Umar. Sri Mulyani tampak mengenakan jilbab.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Sri Mulyani juga berbuka puasa bersama Pejabat Eselon I dan II Kementerian Keuangan.
[Baca Juga: Pakai Jilbab, Sri Mulyani Ucapkan Selamat Ramadhan ]
Dikutip kumparan (kumparan.com) dari laman faceboknya, Sri Mulyani Indrawati, Sabtu (3/6), berikut kutipan ucapan selamat berbuka dari Sri Mulyani:
Hari Jumat 2 Juni 2017 saya menghadiri acara buka puasa bersama pejabat Eselon 1 dan Eselon 2 Kementerian Keuangan yang bertugas di Jakarta. Acara tersebut juga diisi dengan siraman rohani oleh Prof. Nasaruddin Umar, seorang sahabat baik yang saya kenal sejak tahun 2003 dan sekarang bertugas sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal.
Dalam kesempatan membuka tersebut saya menyampaikan bahwa bulan suci Ramadhan menjadi waktu yang tepat bagi kita semua untuk terus mengasah cara kita berpikir, cara kita bersikap, cara kita membimbing, cara kita berbuat, cara kita berkata-kata sehingga setiap diri kita dapat menjadi contoh yang menginsiprasi bagi orang lain.
ADVERTISEMENT
Dengan begitu, setiap kita dapat menjadi role model yang baik bagi orang lain, tapi bukan digunakan untuk menjadi riya/pamer. Tak lain untuk mendisiplinkan sikap kita agar mendekati kesempurnaan. Maka kita tidak boleh berhenti untuk belajar, berikhtiar dan terus mencoba.
Karena menurut saya, esensi hidup itu sebetulnya adalah suatu perjalanan untuk mencoba, mencoba, mencoba dan mencoba. Ada yang sekali mencoba dan berhasil, ada yang mencoba lalu gagal dan mencoba lagi. Tapi penilaian terhadap diri kita bukanlah pada saat keberhasilan, tapi pada sikap ketika kita mendapatkan cobaan, itulah esensi dari karakter manusia yang sesungguhnya.
ADVERTISEMENT