Stafsus Ketum Kadin Dilaporkan Balik ke Polda Metro Terkait Dugaan Penganiayaan

19 September 2024 11:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Promoter Polda Metro Jaya. Foto: Thomas Bosco/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Promoter Polda Metro Jaya. Foto: Thomas Bosco/kumparan
ADVERTISEMENT
Staf Khusus Ketua Umum Kadin, Arif Rahman, dilaporkan balik ke Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan penganiayaan yang terjadi di Menara Kadin beberapa waktu lalu.
ADVERTISEMENT
Arif dilaporkan oleh Hermawan Ngabalin yang merupakan teman dari Umar Kei. Laporan itu sudah teregister dengan nomor STTLP/B/5626/IX/2024/SPKT/POLDA METRO JAYA tertanggal 18 September 2024.
"Kami sudah membuat laporan polisi di Polda Metro Jaya terkait dengan dugaan tindak pidana penganiayaan yang diduga dilakukan oleh Arif Rahman dan orang suruhannya pada tanggal 16 September 2024 hari Senin malam yang lalu kurang lebih pukul 23.00 WIB," kata Kuasa Hukum dari Hermawan, Abdul Fatah Pasolo, melalui keterangan yang diterima, Kamis (19/9).
Abdul menjelaskan, aksi dugaan penganiayaan itu bermula ketika Umar datang ke Menara Kadin untuk bertemu dengan adik ipar Anindya Bakrie, Taufan Eko Nugroho.
Umar datang dengan maksud hendak menjembatani permasalahan sekuriti Menara Kadin yang khawatir kontraknya bakal diputus sebelum tahun 2025 akibat dualisme kepengurusan Kadin. Masalah itu pun akhirnya terselesaikan usai Taufan berjanji bakal memperpanjang kontrak para sekuriti hingga tahun 2026.
ADVERTISEMENT
"Setelah itu Bang Umar kembali bertemu dengan teman-teman sekuriti dan menyampaikan itu dan mereka sepakat, sudah dapat titik temunya dan clear masalah itu," ucap dia.
Kemudian, tiba-tiba datang Arif Rahman bersama sekitar 50 orang ke Menara Kadin. Arif datang dan langsung ikut serta dalam perbincangan. Singkat cerita, perselisihan antara dua kubu pun terjadi.
"Ini tangannya luka, karena tajamnya parang. Lalu, sambil memegang parang, orang-orang Pak Arif Rahman memukul dia. Jadi, makanya ada memar di sini, di kaki. Jadi, itu kejadiannya," ujar dia.
Lebih lanjut, Abdul menegaskan bahwa Umar tak terlibat dalam masalah kepengurusan Kadin. Umar datang ke Menara Kadin hanya untuk menjembatani permasalahan sekuriti. Umar juga tak melakukan penganiayaan saat perselisihan terjadi sebagaimana dituduhkan oleh Arif.
ADVERTISEMENT
"Harapan kita ini bisa ditindaklanjuti laporan kita, berproses secara hukum," kata dia.
Menara Kadin didatangi sekelompok oknum tengah malam, Senin (16/9/2024). Foto: Dok. Istimewa
Sebelumnya diberitakan, Arif juga melaporkan dugaan tindak pengeroyokan dan penganiayaan yang dialami ke Polda Metro Jaya. Laporan tersebut sudah resmi diterima dengan nomor STTLP/B/5591/IX/SPKT POLDA METRO JAYA tanggal 17 September 2024.
Arif menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika dia diminta oleh Arsjad untuk mengecek situasi di Menara Kadin. Ketika tiba di sana, ternyata sudah ada beberapa orang yang berjaga.
"Mungkin kurang lebih 50 orang atau 100 orang. Ternyata, di situ ada Saudara Umar Kei salah satunya," ucap dia kepada wartawan, Rabu (18/9).
Arif kemudian melakukan negosiasi dengan Umar di sebuah ruangan. Negosiasi sempat berlangsung lancar. Sampai, Umar tiba-tiba marah ketika diminta untuk keluar dari ruangan karena dinilai tak berkepentingan untuk membahas masalah di internal Kadin.
ADVERTISEMENT
Arif mengaku kepalanya dipukul memakai kaleng minuman. Beberapa orang yang berada di sekitar Umar pun langsung turut serta melakukan pemukulan. Arif menduga Umar diundang datang ke Menara Kadin oleh pihak yang diduga dari kubu Anindya Bakrie.
"Beliau (Umar Kei) marah. Berdiri mengambil minuman kaleng nescafe langsung menimpuk ke arah mata saya dan saya kena di pelipis," ujar dia.