Stupa Candi Buddha yang Ditemukan di Prambanan Diduga dari Abad 8 M

2 September 2021 17:01 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sebuah situs yang diduga stupa candi Buddha ditemukan di Bukit Mintorogo, Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sebuah situs yang diduga stupa candi Buddha ditemukan di Bukit Mintorogo, Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta. Foto: Arfiansyah Panji/kumparan
ADVERTISEMENT
Sebuah situs yang diduga stupa candi Buddha ditemukan di Bukit Mintorogo, Gayamharjo, Kecamatan Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY. Situs itu juga diduga berasal dari abad ke-8 Masehi. Situs stupa itu ditemukan di pedalaman yang berbatasan dengan Klaten, Jawa Tengah. Untuk mencapai ke sana dengan motor harus melewati jalanan menanjak. Musababnya, situs itu berada di tempat terpencil dan berada di ketinggian 414 meter di atas permukaan laut. Bisa dibilang ini merupakan situs stupa candi tertinggi di Yogyakarta.
ADVERTISEMENT
Pegiat Cagar Budaya Haryo Wahyudi mengatakan bahwa lokasi ini kuat berhubungan dengan peninggalan dari agama Buddha pada masa kerajaan Mataram Kuno. Dilihat dari bentuknya, kemungkinan situs ini dari abad 8 sampai 10 Masehi.
"Jadi bentuknya stupa tunggal. Karakteristik itu, ya, hampir sama semuanya, berupa bentuk stupa, ya kayak di candi-candi Buddha itu. Jadi karena mungkin lokasinya juga di atas pegunungan kapur putih, dia menggunakan bahan yang sesuai kondisi," ujar Haryo, Kamis (2/9).
Stupa tunggal ini bisa ditafsirkan adalah simbol kekuasaan di era Mataram Kuno. Lokasinya yang tinggi ini bisa dibilang sebagai bentuk legitimasi ataupun patok kekuasaan.
Yang kedua bisa saja sebagai pendarmaan seseorang yang sudah meninggal. Biasanya seseorang yang sudah meninggal didarmakan di puncak bukit.
ADVERTISEMENT
"Tertinggi di Indonesia tentunya di Gunung Argopuro, itu situs era Majapahit, tingginya 3.080 meter di atas permukaan laut," ujar Haryo.
Sementara untuk situs yang diduga stupa candi ini memiliki tinggi 7 meter. Bagian bawah, yaitu bagian batur atau prasada juga memiliki diameter 7 meter. Kondisinya memang susah dikenali lantaran tercampur.
"Jadi kemungkinan dulu ini runtuh, terus sebagian materialnya itu digunakan sebagai pembatas talud. Saya tadi juga melihat ke arah bawah-bawah, itu beberapa batu yang kotak itu yang asli dari sini itu sampai jauh ke bawah sana," ujar Haryo.
ADVERTISEMENT
"Arca ada kemungkinan ada, ada kemungkinan tidak ada, karena ini stupa. Biasanya kalau memang ini ada arcanya, harusnya dia di tengah. Di bagian dalamnya," bebernya.
Sejauh ini pihaknya terus berkoordinasi dengan warga terkait penemuan peninggalan kuno itu. Selain itu BPCB Yogyakarta juga sudah sempat meninjau. Namun belum diketahui apakah situs ini bisa direkontruksi atau tidak.