Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Suasana Rumah Tahfidz Al-Ikhlas di Antapani Bandung yang Dikelola Herry Wirawan
10 Desember 2021 12:36 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Rumah Tahfidz Al-Ikhlas di Jalan Sukanagara, Kecamatan Antapani Kidul, Kota Bandung, jadi salah satu lembaga yang dikelola oleh Herry Wirawan . Herry yang memperkosa 12 santriwati juga melakukan aksi bejatnya di tempat tersebut.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan, letak bangunan itu berada tepat di sisi jalan utama. Di bagian depan bangunan, terdapat sejumlah plang bertuliskan nama berbagai lembaga seperti Forum Pondok Pesantren Kota Bandung hingga Forum Komunikasi Diniyah Takmiliyah.
Tidak terlihat adanya aktivitas dari dalam rumah dengan pintu warna cokelat itu. Pagar rumah pun dalam kondisi tergembok sehingga tak dapat dimasuki.
Ketua RT 5, Suryatna, mengatakan sudah lama tak melihat sosok Herry dan tak pernah berbincang dengannya secara langsung.
Adapun dari informasi yang diperolehnya, rumah itu acap kali digunakan oleh anak yatim untuk beraktivitas seperti mengaji. Herry bukan berstatus sebagai pemilik rumah itu dan hanya berperan sebagai pengelola.
"Ada lagi yang pemilik rumahnya yang dulu itu minta izin untuk membangun juga ke saya, tapi saya belum jadi RT," kata Suryatna ketika dikonfirmasi, Jumat (10/12).
ADVERTISEMENT
Suryatna mengaku pernah melihat para santri yang ada di rumah tersebut. Namun, tak ada yang mencurigakan dari gelagat dan perangai santri yang semuanya perempuan itu. Dari penglihatannya, ada santri yang sudah beranjak dewasa berusia sekitar 17 tahun.
"Enggak ada, biasa saja. Perempuan semua. Kalau diperkirakan, kalau yang gede ada [berusia] 17 tahunlah," ujar Suryatna.
Sementara itu, petugas sekuriti setempat yang enggan disebut namanya mengatakan di rumah itu seringkali diadakan aktivitas mengaji sekali dalam satu bulan pada sore hari. Tapi, belakangan ini aktivitas mengaji di sana terlihat sudah berhenti.
"Kayak pondok pesantren soalnya suka dibagiin sembako santrinya," ujar dia.
Berbeda dengan Suryatna, dia mengaku pernah melihat santri perempuan yang berusia 13 tahun, tapi tak pernah berbincang dengan mereka. Tak ada pula gelagat yang mencurigakan dari para santri tersebut. Adapun aktivitas pengajian diperkirakan diikuti oleh sekitar 50 orang.
ADVERTISEMENT
"Masih anak-anak, ya, sekitar 13 tahunan. Cewek semua santrinya. Belum pernah ngobrol," pungkasnya.
Selain mengelola Rumah Tahfidz itu, Herry juga mengasuh/memiliki Madani Boarding School di Cibiru dan Yayasan Manarul Huda Antapani (Madani). Keduanya saat ini telah disegel. Para santriwati dikembalikan ke orangtua masing-masing.