Suhu di Indonesia Paling Rendah 5 Derajat Saat Puncak Musim Kemarau

Ilustrasi suhu udara. (Foto: Shutterstock)

Sejumlah daerah di Indonesia pada Jumat (6/7) pagi diserang suhu dingin yang tak biasa. Padahal cuaca cukup cerah dan tidak disebabkan oleh hujan.

Menurut Kepala Humas Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG) Harry Djatmiko, ini merupakan fenomena alam yang biasa terjadi. Kisaran suhu pun bervariasi karena tiap daerah memiliki karakteristik masing-masing.

"Suhu dingin terjadi manakala berada di puncak musim kemarau. Aliran massa dingin Australia yang menuju ke Asia, melewati Indonesia. Suhunya minimum 5 sampai maksimal 23 derajat," jelas Harry kepada kumparan.

Harry menambahkan bahwa angin dari Australia ini cukup kencang dan ditandai dengan gelombang tinggi di perairan Indonesia. Meski begitu, masyarakat diimbau untuk tetap tenang karena fenomena ini masih dalam tataran normal.

"Tidak perlu khawatir. Alamiah, setiap tahun terjadi. Kalau tidak tahan udara dingin bisa menyesuaikan dengan pakaian hangat. Kalau mandi pukul 17.00-18.00, udaranya terasa lebih dingin," imbuh dia.

Suhu di Bandung. (Foto: Dok. Istimewa)

Harry mengatakan, suhu yang mencapai 15 derajat celcius saat ini pun bukanlah yang terdingin. Sebab dalam catatan yang dia miliki, dekade 1980-an, Bandung pernah mencatatkan diri di suhu lebih rendah dari itu.

"Suhu minimum yang pernah terjadi di wilayah Bandung itu 12,4 derajat celcius pada Juli 1986, di Lembang pernah 9,8 derajat celcius pada Juli 1991,artinya suhu sekarang masih berada di tatanan normal," katanya.

Sebelumnya, sejumlah warganet di Bandung, Jawa Barat, mendadak mengunggah screenshoot suhu udara yang mencapai 15-14 derajat celcius. Mereka pun mempertanyakan suhu dingin yang tak biasa itu di media sosial.

Tak hanya Bandung, perubahan suhu juga terjadi di sejumlah wilayah Indonesia yang berada di sebelah selatan Khatulistiwa. Mulai dari Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, DKI, Jateng, Jatim, NTT, dan Bali.