Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
April 2024 menjadi bulan dengan pencapaian rekor suhu permukaan udara dan laut global tertinggi di dunia. Hal itu dilaporkan pemantau iklim Uni Eropa, Rabu (8/5).
ADVERTISEMENT
Menurut Copernicus Climate Change Service, kondisi hangat yang tidak biasa ini terjadi meskipun fenomena cuaca El Nino terus melemah. Padahal, sebelumnya El Nino itu dianggap berkontribusi terhadap peningkatan suhu. Namun, pihaknya kini menyoroti dampak perubahan iklim akibat aktivitas manusia.
Sejak Juni 2023, setiap bulannya selalu menjadi periode terpanas yang pernah tercatat di dunia. Hal ini terjadi kembali pada April 2024, dengan suhu mencapai 1,58 derajat celsius di atas rata-rata pra-industri pada 1850-1900.
“Meskipun tidak biasa, rangkaian serupa suhu global bulanan pernah terjadi sebelumnya pada tahun 2015/2016,” kata Copernicus.
Suhu rata-rata selama 12 bulan terakhir juga mencapai 1,6 derajat celsius di atas suhu pra-industri. Angka itu melampaui target 1,5 derajat celsius yang ditetapkan dalam Perjanjian Paris 2015 untuk membatasi pemanasan global.
ADVERTISEMENT
"Ini menggambarkan betapa luar biasanya kondisi suhu global saat ini," ungkap ahli iklim Copernicus, Julien Nicolas, kepada AFP.
Banyak wilayah di Asia, dari India hingga Vietnam, mengalami gelombang panas ekstrem dalam beberapa pekan terakhir. Sementara itu, Brasil bagian selatan dilanda banjir mematikan.
“Setiap peningkatan suhu global disertai dengan peristiwa cuaca ekstrem yang lebih intens dan sering terjadi,” kata Nicolas.
Pada April 2024, perubahan ekstrem seperti banjir dan kekeringan melanda berbagai wilayah.
Nicolas menjelaskan, pola alami El Nino, sebelumnya menghangatkan Samudera Pasifik dan menyebabkan kenaikan suhu global, mencapai puncaknya awal tahun ini dan kembali netral pada April lalu.
Prediksi iklim menunjukkan, paruh kedua tahun ini akan terjadi transisi ke La Nina, periode yang dapat menurunkan suhu global. Tetapi kondisinya masih belum pasti.
ADVERTISEMENT
Maret lalu, PBB telah memperingatkan ada kemungkinan besar bahwa 2024 akan mengalami rekor suhu tertinggi, setelah 2023 yang merupakan satu dekade dengan suhu tertinggi.
Menurut Nicolas, masih terlalu dini untuk memprediksi apakah rekor baru akan terus dipecahkan, mengingat ekstremnya cuaca 2023 lalu.