Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
Sukses Bantu Kemenangan Trump, Kini Elon Musk Incar Eropa
8 Januari 2025 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Usai sukses membantu kemenangan Donald Trump pada pemilu Amerika Serikat (AS) 2024, kini Elon Musk mengincar Eropa. Aksi Musk memicu reaksi dan perlawanan sejumlah pemimpin di sana.
ADVERTISEMENT
Bos Tesla dan X itu adalah sosok penting dalam membawa kembali Donald Trump menguasai Gedung Putih. Serangkaian twit, ikut kampanye, pernyataan-pernyataan kontroversial sampai gelontoran dana ialah kontribusi nyata Musk terhadap Trump.
Saat ini Musk terang-terangan mendukung kelompok kanan untuk menang pemilu Jerman. Ia juga meminta agar Inggris membebaskan tokoh anti-Islam di Inggris, Tommy Robinson.
Khusus Inggris, Musk melontarkan kritik dan serangan verbal terhadap PM Keir Starmer. Dia menyebut, Starmer sebagai tirani jahat yang seharusnya dijebloskan ke bui.
Adapun terkait Jerman yang akan menggelar pemilu pada Februari 2025 mendatang, Musk sudah menyampaikan dukungan untuk kelompok kanan AfD lewat rangkaian twit. Tak hanya itu Elon Musk sampai menulis artikel khusus di sebuah media Jerman.
ADVERTISEMENT
“Hanya AfD yang mampu menyelamatkan Jerman,” kata Musk seperti dikutip dar Associated Press.
Twit Musk pada Desember itu diunggah tak lama setelah pemerintahan Kanselir Olaf Scholz runtuh. Sedangkan AfD kini sedang diselidiki karena dugaan ekstremisme.
Belum lama ini, Elon Musk kembali menegaskan dukungan kepada AfD lewat artikel di media Welt am Sonntag. Elon Musk menyebut ekonomi dan budaya Jerman di ujung tanduk karena ulah pemerintahan Scholz.
Akhir pekan ini Elon Musk berencana menggelar live chat di X bersama pemimpin AfD, Alice Weidel.
Merespons aksi Musk, Scholz menegaskan dirinya tetap tenang. Tapi, juga mengakui campur tangan Elon Musk mengkhawatirkan.
“Kemajuan Jerman tidak ditentukan pemilik saluran media sosial tapi oleh pemilih di Jerman,” tegas Scholz.
ADVERTISEMENT
Inggris
Sedangkan di Inggris, Elon Musk kerap mengangkat masalah pelecehan seksual yang terjadi di utara Inggris beberapa tahun lalu. Kasus itu dilakukan oleh imigran Pakistan dan korbannya adalah wanita kulit putih.
Kasus pelecehan menjadi isu yang dipakai kelompok kanan Inggris menyebarkan propaganda dan kampanye anti-imigran dan anti-Islam.
Elon Musk kemudian menuding PM Inggris Starmer gagal membawa pelaku ke meja hijau. Tuduhan Musk dilontarkan karena Starmer pernah menjadi direktur pada kejaksaan Inggris.
“Starmer harus mundur dan dia harus didakwa karena kejahatan massal terburuk dalam sejarah Inggris,” ucap Elon Musk lewat twit belum lama ini.
Starmer membantah tuduhan Musk. Ia lalu mengatakan aksi Musk sebagai kebohongan yang juga dipakai rival politiknya yaitu Partai Konservatif.
ADVERTISEMENT
"Saya menikmati politik yang tajam, perdebatan sengit yang harus kita lakukan, tetapi itu harus berdasarkan fakta dan kebenaran, bukan kebohongan," kata Starmer.