Survei Populix: Setengah Penduduk Indonesia Punya Masalah Kesehatan Mental

11 Oktober 2022 9:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
7
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi kesehatan mental ibu atau wanita alami depresi. Foto: aslysun/Shuttterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kesehatan mental ibu atau wanita alami depresi. Foto: aslysun/Shuttterstock
ADVERTISEMENT
Gangguan kesehatan mental kini menjadi perhatian dunia. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahkan menyebut pandemi COVID-19 memperburuk kondisi kesehatan mental masyarakat.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan survei Populix yang diterima kumparan, Senin (10/10), terungkap bahwa setengah penduduk di Indonesia atau 52 persen mengaku punya gejala gangguan kesehatan mental.
Hasil Survei Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia. Foto: Dok. Populix
Menurut Co-Founder dan COO Populix, Eileen Kamtawijoyo, kondisi perekonomian yang tak menentu, rasa kesepian, pembatasan sosial, hingga tuntutan pekerjaan mempengaruhi kesehatan mental banyak orang di Tanah Air.
"Survei kami menunjukkan bahwa 52% masyarakat Indonesia, terutama perempuan berusia 18-24 tahun, menyadari bahwa mereka memiliki gejala gangguan kesehatan mental, baik dalam bentuk gejala ringan maupun berat. Mayoritas dari para responden juga menyadari bahwa telah mengalami gejala tersebut dalam 6 bulan terakhir,” kata Eileen dalam keterangan tertulis.
Survei tersebut dilakukan secara online melalui aplikasi Populix terhadap 1.005 responden laki-laki dan perempuan berusia 18-54 tahun. Penelitian dilakukan pada 16-17 September 2022.
ADVERTISEMENT
Pertanyaan survei dikemas dalam bentuk kuesioner tertutup dengan format pilihan ganda tunggal dan pilihan ganda kompleks.

Masalah Finansial dan Kesepian Jadi Faktor Pemicu Terbesar

Menurut survei tersebut, gangguan kesehatan mental masyarakat Indonesia paling banyak dipicu oleh masalah finansial dan rasa kesepian.
Masalah finansial bahkan mencapai 59 persen. Sementara itu, rasa kesepian juga menjadi pemicu terbesar kedua yang mencapai angka 46 persen.
Tak hanya kedua masalah tersebut, terdapat beberapa faktor kuat lainnya yang melatarbelakangi seseorang mengalami gangguan kesehatan mental. Di antaranya, tekanan pekerjaan (37%), trauma masa lalu (28%) , tekanan dari pasangan (17%), tinggal di lingkungan yang buruk (13%), serta mengalami diskriminasi dan stigma sebesar 10 persen.
Faktor Pemicu Gangguan Kesehatan Mental. Foto: Dok. Populix
Beberapa orang yang terlibat dalam survei juga menyebut cara-cara yang biasa mereka lakukan untuk mengatasi gejala gangguan kesehatan mental. Ketika gangguan mental itu datang, sebanyak 73 persen masyarakat menyebut lebih mendekatkan diri kepada Tuhan.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, 55 persen di antaranya juga akan mengusahakan untuk menjaga kecukupan tidur dan istirahat. 46 persen memilih aktivitas rekreasi dan 36 persen lainnya lebih memilih melakukan aktivitas fisik.

Gejala Gangguan Kesehatan Mental yang Sering Dialami

Sebanyak 57 persen responden mengalami perubahan suasana hati yang cepat atau mood swing. Perubahan kualitas tidur atau nafsu makan juga dialami setidaknya 56 persen responden.
Beberapa gejala lainnya seperti ketakutan atau kegelisahan yang berlebihan ternyata mencapai 40 persen.

Akses Layanan Kesehatan Mental via Telemedicine Kini Dilirik

Dari setengah penduduk yang punya gejala kesehatan mental, ada 31 persen yang mengaku mengakses layanan kesehatan kepada profesional.
Hasil Survei Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia. Foto: Dok. Populix
Dari 31 persen responden tersebut, sebanyak 61 persen di antaranya mengandalkan akses layanan kesehatan mental lewat fasilitas kesehatan yang berada di sekitar mereka. Mereka melakukan konsultasi dengan psikolog dan psikiater di rumah sakit maupun puskesmas setempat.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, sebanyak 54 persen mengakses layanan kesehatan mental via telemedicine. Halodoc menjadi aplikasi nomor satu yang paling banyak digunakan untuk mengakses layanan kesehatan mental, yakni mencapai 79 persen.
Hasil Survei Gangguan Kesehatan Mental di Indonesia. Foto: Dok. Populix