Survei Terbaru: 98,4% Masyarakat Inggris Punya Antibodi COVID-19

20 Maret 2022 9:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Seorang petugas polisi terlihat di Stasiun Pemadam Kebakaran Woking, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Woking, Inggris, 2 Februari 2021. Foto: Hannah McKay/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Seorang petugas polisi terlihat di Stasiun Pemadam Kebakaran Woking, di tengah wabah penyakit coronavirus (COVID-19) di Woking, Inggris, 2 Februari 2021. Foto: Hannah McKay/Reuters
ADVERTISEMENT
Pada 14 Maret 2022 Inggris kembali melaporkan hasil survei serologi antibodi COVID-19. Suatu kegiatan yang sudah rutin dilakukan sejak tahun 2020 dua tahun yang lalu.
ADVERTISEMENT
"Data terbaru periode seminggu sejak 14 Februari 2022 menunjukkan angka antibodi yang tinggi pada populasi United Kingdom, yaitu 98.4% di Inggris, 98.3% di Wales, 98.1% di Irlandia Utara dan 98.3% di Skotlandia," tutur Guru Besar FKUI Prof Tjandra Yoga Aditama dalam keterangannya, Minggu (20/3).
Survei serologi COVID-19 di Indonesia yang dipublikasikan beberapa hari yang lalu menunjukkan angka 86,6% penduduk kita mempunyai antibodi.
Menarik untuk mengetahui apa sebenarnya arti adanya antibodi tinggi pada survei di Inggris ini, setidaknya dalam empat hal.
Pertama, kini Inggris menggunakan batas 179 ng/ml untuk dinyatakan sebagai positif, ini setara dengan nilai 100 BAU/ml standar unit WHO.
"Kedua, angka batas ini sudah dinaikkan dari batas sebelumnya yang hanya 42 ng/ml, maksudnya supaya memberi interpretasi yang lebih baik. Hal pertama dan kedua ini menunjukkan pentingnya penentuan batas cut off untuk menyatakan positif," tutur eks Direktur WHO Asia Tenggara itu.
ADVERTISEMENT
Ketiga, dengan batas 179 ng/ml itu artinya kalau positif memberi proteksi 67% lebih rendah risiko mendapat infeksi COVID-19 varian Delta. Sesudah seseorang mendapat dua kali vaksinasi dengan Pfizer atau AstraZeneca, dibandingkan dengan mereka yang belum divaksin atau belum pernah sakit.
Jadi inilah arti sebenarnya suatu survei antibodi yang positif yang dilakukan di Inggris. Akan baik kalau diumumkan juga hal serupa dalam bentuk bagaimana interpretasi untuk data kita di Indonesia, apalagi kita menggunakan berbagai jenis vaksin di masyarakat.
"Hal keempat, yang belum jelas apakah berhubungan dengan hasil survei serologi antibodi mereka yang angkanya tinggi, tetapi jelas kita ketahui bahwa Inggris kasus COVID-19 kini naik lagi," kata Prof Tjandra.
"Tadinya pernah turun dari 219.290 pada 4 Januari 2022 menjadi hanya 31.010 pada 20 Februari 2022, tapi lalu naik tinggi menjadi 170.814 pada 14 Maret 2022," tutup dia.
ADVERTISEMENT