Apartemen point 8

Susahnya Mencari PT Crown Porcelain, Pengembang Apartemen Hartadinata

16 Desember 2019 16:00 WIB
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Apartemen point 8. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Apartemen point 8. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
ADVERTISEMENT
Kami masih menelusuri dugaan investasi janggal yang dilakukan Hartadinata Harianto. Kali ini, kami berupaya mencari keberadaan PT Crown Porcelain, perusahaan properti yang tercatat bertugas mengerjakan proyek Apartemen Point 8 di Daan Mogot, Jakarta Barat.
ADVERTISEMENT
Proyek pembangunan apartemen itu disebut-sebut didanai oleh perusahaan investasi yang dipimpin Harta, Stern Resources Group (SR). Sebuah perusahaan yang katanya berbasis di New York, AS--Meski belakangan kami tak menemukan perusahaan tersebut.
Suasana peresmian apartemen Syariah Indonesia LLC pimpinan Hartadinata Harianto di daan mogot, Jakarta Barat. Foto: Dok. Istimewa
Sejak Kamis (12/12), Pembangunan Apartemen Point 8 yang sempat mangkrak selama delapan tahun itu resmi dilanjutkan. Pengelolaan apartemen dipegang oleh SR melalui kerja sama dengan PT Crown Porcelain sebagai pemegang Surat Izin Penunjukan Penggunaan Tanah (SIPPT).
Pembangunan Apartemen Point 8 sempat terhenti di era Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI. Gedung tersebut bahkan disegel pada tahun 2017 lantaran menyalahi aturan Izin Mendirikan Bangunan (IMB).
Adapun IMB Apartemen Point 8 diterbitkan di era Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada 21 juni 2016. Gedung tersebut memiliki IMB bernomor 101/8.1A/31/-1.785.51/2016.
ADVERTISEMENT
Hari ini (16/12), empat hari setelah peresmian itu berlangsung, kondisi kompeks apartemen masih sepi. Kami yang mendatangi lokasi tak melihat adanya kegiatan pembangunan gedung.
Sementara itu, PT Crown Porcelain selaku pengembang berada di Jl. Hayam Wuruk Taman Sari No.98-A, RT.3/RW.8, Maphar, Kec. Taman Sari, Kota Jakarta Barat. Alamat tersebut terpampang di laman Google Indonesia.
Tangkapan layar PT Crown Porcelain di Google. Foto: Dok. Google
Saat kami tiba di alamat itu, ternyata tak ada PT Crown Porcelain. Alih-alih perusahaan properti, lokasi itu justru merupakan Kantor Cabang Bank Capital. Bank ini telah menempati ruko Jalan Hayam Wuruk No.98 A sejak tahun 2009.
Menurut keterangan Mamat, penjual kopi di samping Bank Capital, PT Crown Porcelain memang pernah menempati bangunan tersebut dulu sekali.
ADVERTISEMENT
"Memang pernah Crown Porcelain di sini dulu. Setelah kerusuhan '98 dia masih ada, tapi berapa tahun lalu tutup lalu digantikan sama Bank Capital ini, " kata Mamat yang telah berjualan kopi di sini sejak tahun 90-an.
Kantor cabang Bank Capital, Jalan Hayam Wuruk. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Mamat mengatakan, ruko sempat kosong selepas PT Crown Porcelain pergi. Ia lalu tak ingat persis, tiba-tiba lokasi tersebut sudah diisi oleh Bank Capital.
Dalam jejak digital, PT Crown Porcelain pernah berperkara di Mahkamah Agung pada tahun 2010. Kasusnya seputar sengketa pemailitan perusahaan. Di dokumen pengadilan yang kamu lihat, alamat PT Crown Porcelain tertulis berlokasi di Jalan Hayam Wuruk no.49, Taman Sari, Jakarta Barat.
Kami lantas mendatangi lokasi tersebut. Hasilnya tetap nihil. Ruko Hayam Wuruk no.47 ditempati oleh toko Clover Shop 47 yang menjual barang-barang seni. Sementara ruko no.50 ditempati Tunas BMW. Sedangkan nomor 48 dan 49 sejak dulu memang tak pernah ada.
Ruko di Jalan Hayam Wuruk. Foto: Ulfa Rahayu/kumparan
Selain mendatangi lokasi, kami juga mencoba menghubungi nomor kantor PT Crown Porcelain. Di nomor (021) 6017572 sebagaimana yang tertera di Google, hasilnya nihil. Nomor itu sudah tak bisa dihubungi.
ADVERTISEMENT
Dugaan investasi janggal yang dilakukan Harta awalnya mencuat dari Imam Masjid New York, Shamsi Ali. Ia mem-broadcast di WhatsApp dan Twitter soal kejanggalan perusahaan Harta di AS, Stern Resources Group. Bahkan Shamsi mengaku pernah tertipu oleh ayah Hartadinata, Tjandra Harian.
Menurut Shamsi, perusahaan yang dipimpin Harta merupakan perusahaan investasi bodong yang tengah mencoba menebar kebohongan di Indonesia dengan menjual nama 'Syariah dan Amerika Serikat'.
Menanggapi pernyataan Shamsi, Harta justru mengirimi kami dua foto pembangunan apartemen pada Kamis (12/12). Berdasarkan hasil analisis digital yang kami lakukan, apartemen itu tak lain merupakan Apartemen Point 8.
Kini, Harta sudah tak lagi bisa kami konfirmasi. Sejak Jumat (13/12), foto profil WhatsApp Harta yang bersama Menteri Kesehatan Terawan menghilang. Nomornya pun tak lagi bisa dihubungi, hanya centang satu yang muncul saat kami mengirim pesan WhatsApp.
ADVERTISEMENT
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten
Sedang memuat...0 Konten