Susi Respons Luhut soal Natuna: Bedakan Sahabat, Investor, dan Pencuri

4 Januari 2020 15:15 WIB
comment
81
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Susi Pudjiastuti saat menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR-MPR, Minggu (20/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Susi Pudjiastuti saat menghadiri pelantikan Presiden dan Wakil Presiden di Gedung DPR-MPR, Minggu (20/10/2019). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti merespons pernyataan Menko Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Tepatnya, pernyataan terkait invasi kapal ikan asing China yang didukung oleh China Coast Guard (CCG) di perairan Natuna, Indonesia.
ADVERTISEMENT
Luhut meminta persoalan tersebut tak perlu dibesar-besarkan karena khawatir mengganggu hubungan dengan China, terutama menyoal investasi. Menurut Susi, Luhut harus bisa membedakan antara persahabatan negara, investor, dan pencuri.
Susi menyampaikan pandangannya saat membalas Tweet kumparan. Ia memberikan izin sebagai bahan pemberitaan.
"Kita jaga persahabatan antarbangsa. Kita undang investor untuk investasi. Kita jaga investor. Dan kita akan tetap menghukum pencuri sumber daya perikanan kita. Kita bedakan tiga hal itu dengan baik dan benar," kata Susi, Sabtu (4/1).
Susi Pudjiastuti di Natuna. Foto: Indra Subagja/kumparan
Menurutnya, hubungan baik antarnegara merupakan adalah saling menghormati. Termasuk persoalan kedaulatan negara.
"Hubungan baik antarnegara adalah karena dalung (saling) menghormati," tegasnya.
Sebelumnya, Menko Luhut meminta semua pihak untuk tidak meributkan masalah pelanggaran kedaulatan oleh China di Natuna. Ia khawatir ribut-ribut mengenai persoalan ini mengganggu hubungan ekonomi dengan China, terutama investasi.
ADVERTISEMENT
"Ya makanya (supaya enggak ganggu investasi), saya bilang untuk apa diributin. Sebenarnya kita juga mesti lihat, kita ini harus membenahi diri kita," kata Luhut usai pertemuan sore bersama Menteri Pertahanan Prabowo Subianto di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (3/1).
Luhut menilai, masuknya kapal-kapal asing dari China ini akibat kurangnya kemampuan Indonesia mengawasi Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE). Ia menambahkan, Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk menambah kapal-kapal di perairan Natuna.