Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
ADVERTISEMENT
Tiga batang bunga suweg tumbuh di sebuah kebun milik warga kelurahan Taktakan, Serang , Banten. Suweg itu tumbuh di pinggir jalan dengan kondisi dua batang masih segar setinggi 35 sentimeter dan kelopak berukuran 30 sentimeter.
ADVERTISEMENT
Tanaman suweg merupakan tanaman anggota marga Amorphophallus yang masih berkerabat dengan bunga bangkai raksasa. Uniknya, suweg yang tumbuh di Kampung Soyog, Kelurahan Taktakan ini malah tumbuh subur hampir setiap tahunnya atau saat memasuki musim penghujan.
Ketiga suweg tersebut tumbuh di sekitar lokasi bekas bakaran sampah warga setempat yang masing-masing berjarak 1 meter. Namun, salah satu dari suweg tersebut sudah mulai layu dan menghitam.
Eliyah, seorang warga setempat, mengatakan tumbuhnya suweg di kebun warga di depan rumahnya bukanlah suatu hal baru. Menurutnya, tumbuhnya suweg ini merupakan suatu hal rutin saat memasuki musim penghujan. Ia juga sempat heran karena tahun ini tumbuh 3 suweg sekaligus.
"Iya biasa tumbuh di situ tiap tahun. Kalau musim hujan saja biasanya ada. Tapi biasanya satu. Itu tumbuhnya ngga pernah jauh, pasti disekitaran situ (kebun) aja. Tapi kalau ini tiga sekaligus, biasanya enggak pernah," ucapnya kepada awak media, Senin (16/11/2020).
ADVERTISEMENT
Lokasi kebun tempat tumbuhnya suweg hanya 20 meter dari rumah Eliyah. Ia mengakui bahwa bau busuk yang dikeluarkan bunga tersebut cukup mengganggu meskipun hanya terjadi sewaktu-waktu.
"Iya bau banget, kayak bau bangkai gitu. Itu biasanya sore. Apalagi kalau ketambah ada angin, itu bau banget ke sini (rumahnya)," ungkapnya.
Meskipun begitu, Eliyah juga menyampaikan bahwa warga sekitar maupun dirinya tidak berkeinginan untuk menebang tumbuhan tersebut. Sebab mereka memahami bahwa suweg merupakan tumbuhan langka.
"Enggak pernah (ditebang), biarin saja namanya juga bunga bangkai kan katanya, kan tumbuhan langka juga katanya itu. Itu tumbuhnya sepanjang musim hujan doang, kalau kemarau mah enggak ada " ujarnya.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Barat Wilayah I Serang, Andre Ginson, mengatakan tumbuhnya suweg di pekarangan rumah atau kebun milik warga merupakan hal yang biasa terjadi. Terlebih jika sudah memasuki musim penghujan.
Walau demikian, tumbuhnya suweg tidak memberikan dampak negatif bagi lingkungan sekitarnya. Hanya saja aroma bau busuk yang dikeluarkan oleh suweg dinilai cukup mengganggu bagi warga yang berada tidak jauh dari lokasi tumbuhnya suweg.
ADVERTISEMENT
"Enggak berdampak negatif, cuma aroma baunya saja paling cukup mengganggu. Tapi itu proses alamiah, merupakan fase generatif suweg mengeluarkan aroma bau untuk memancing lalat. Karena lalat-lalat itu membantu penyerbukan pada suweg," jelasnya.
Saat disinggung berapa besar kemungkinan suweg bisa tumbuh ditempat semula. Andre juga menyebutkan belum mengetahui pasti terkait kemungkinan tersebut. Namun menurutnya, suweg biasanya akan tumbuh kembali dengan berjarak sekitar 100 meter dari lokasi semula.
"Belum ada penelitian, biasanya jarang tumbuh ditempat yang sama. Biasa tumbuh dengan jarak 100 meter dari lokasi semula," tukasnya.