Syuting TV Uji Nyali di Rumah Korban Perampokan Pulomas Diprotes

19 Maret 2018 19:51 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rumah korban perampokan di Pulomas. (Foto: Wandha Hidayat/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Rumah korban perampokan di Pulomas. (Foto: Wandha Hidayat/kumparan)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Luka mendalam masih dirasakan oleh keluarga besar almarhum Dodi Triono, korban perampokan dan pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur, pada akhir 2016 lalu. Dodi bersama ketiga anaknya dan enam pembantunya disekap dalam kamar mandi berukuran 1,5 meter x 1,5 meter.
ADVERTISEMENT
Lima dari 11 korban selamat, sementara enam lainnya termasuk Dodi dan kedua putrinya meninggal dunia karena kehabisan oksigen. Zanetta, anak kedua Dodi, jadi satu di antara lima korban yang selamat dari peristiwa tragis tersebut.
Pada pertengahan 2017, rumah mewah itu direncanakan untuk dijual melalui agen perumahan, namun hingga saat ini belum ada yang membeli.
Pelaku perampokan dan pembunuhan memang telah dipenjara, tapi rumah almarhum Dodi yang jadi lokasi perampokan masih populer. Bahkan beberapa waktu lalu, rumah tersebut sempat dijadikan lokasi syuting uji nyali oleh sebuah program televisi swasta.
Barbie Kumala Sari, pembawa acara program televisi tersebut sempat mengunggah fotonya pada Jumat (16/3) dengan keterangan foto, "Tantangan di malam jumat @intensindigo buat melihat dan merasakan apa yg terjadi di rmh almarhum pak Dodi korban perampokan dan pembunuhan sadis yg mengakibatkan satu keluarga meninggal dunia #pembunuhan #perampokan #sadis #rcti."
ADVERTISEMENT
Namun, foto tersebut sudah dihapus oleh Barbie Kumala Sari.
kumparan (kumparan.com) menghubungi Aldri, agen perumahan yang menjual rumah milik almarhum Dodi. Aldri mengaku syuting tersebut dilakukan tanpa sepengetahuannya dan tidak seizin keluarga almarhum.
"Tidak ada izin dari yang bersangkutan. Saya ingin meminta pertanggungjawaban karena sudah melukai hati keluarga," ujar Aldri saat dihubungi pada Senin (19/3).
Aldri menyayangkan pihak program televisi yang tidak meminta izin atau meneleponnya terlebih dahulu.
"Mereka tidak ada sama sekali bicara-bicara, mereka (dalam video) bicara katanya mau masuk ke dalam (rumah). Kalau mau masuk ke dalam itu kan ada nomor telepon saya, kenapa nggak menelepon saya?" kata Aldri.
"Saya suruh masuk kalau memang mau. Kalau mereka berani, orang di dalam itu tidak ada apa-apa kok," tambah Aldri.
Zanette dan keluarga korban saat pemakaman. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Zanette dan keluarga korban saat pemakaman. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
Menurut Aldri ada beberapa hal yang tidak sesuai dalam program televisi tersebut.
ADVERTISEMENT
"Di situ dibilang kita tidak pernah mengunjungi rumah tersebut, kosong dan seterusnya. Padahal, kita setiap Minggu ada di sana (rumah Dodi) bersih-bersih dan open house," kata Aldri.
Selain itu, Aldri menyebut semenjak rumah almarhum Dodi dijadikan lokasi syuting, ia mendapat sedikitnya 250 nomor telepon iseng yang meneleponnya.
"Meresahkan. Anet saja sampai nge-post seperti itu di Instagramnya. Mereka (prgram televisi) tidak menghormati privasi orang," lanjut Aldri.
Zanetta Kecewa
Sementara itu, Zanetta, anak kedua almarhum Dodi merasa kecewa dan tidak nyaman rumahnya dijadikan lokasi syuting terlebih dengan tema horor seperti yang terekam dalam program televisi tersebut.
Zanetta lantas menuliskan rasa kekecewaannya melalui akun Instagram pribadinya @anette.kalila_. Anet, panggilang akrab remaja 15 tahun itu, mencoba menjelaskan bahwa rumah milik ayahnya tidak menyeramkan seperti yang diberitakan.
ADVERTISEMENT
Rumah itu jadi tempat untuk mendapatkan kehangatan dan rasa nyaman dari almarhum ayahnya dan dua saudarinya. Anet juga menegaskan, rumahnya bukanlah tempat rekreasi yang bisa sembarangan dikunjungi.
"Rumah ini bukan tempat yang menyeramkan seperti kalian saksikan dan bukan tempat ‘rekreasi’ yang kalian kunjungi setiap saat, tempat ini merupakan di mana saya mendapatkan rasa nyaman dan kehangatan yang tidak pernah ada habisnya," tulis Anet.
Anet meminta kepada masyarakat agar tidak hanya melihat dari sisi yang menakutkan saja, melainkan kenangan indah juga doa yang dipanjatkan tulus untuk almarhum ayah dan saudarinya.
“Saya hanya ingin teman-teman tahu, bahwa keluarga saya berpulang ke pangkuan Allah dengan tenang. Dan saya yakin mereka tidak ingin menjadi kenangan yang menakutkan, melainkan kenangan indah yang didoakan,” tulis Anet.
ADVERTISEMENT
“Jadi, mohon sekiranya teman-teman untuk tidak berprasangka buruk terhadap rumah tersebut dan tidak mempercayai berita-berita hoax yang tersebar di internet untuk menghargai mendiang keluarga saya. Terima kasih. Salam, Anet dan keluarga," tambahnya.
Sementara itu, kumparan sudah mencoba menghubungi Barbie Kumala Sari dan program televisi yang syuting di rumah almarhum Dodi, namun hingga berita ini diturunkan belum ada jawaban dari keduanya.