Taiwan, Negara Asia Pertama yang Larang Makan Anjing dan Kucing

Yulin Dog Festival (Foto: www.animalsaustralia.org)

Taiwan akan jadi negara Asia pertama yang melarang konsumsi daging anjing dan kucing. Larangan ini diwujudkan dalam amandemen undang-undang perlindungan hewan di negara itu.

Diberitakan Reuters, Rabu (12/4), amandemen Undang-undang Perlindungan Hewan Taiwan mengatur denda hingga maksimal 250 ribu dolar Taiwan (Rp 107 juta) bagi mereka yang ketahuan mengkonsumsi daging anjing atau kucing.

Sementara itu, dalam amademen UU juga diatur soal hukuman bagi para tukang jagal anjing atau kucing, yaitu penjara dua tahun dan denda hingga 2 juta dolar Taiwan (Rp 862 juta).

Mereka yang mengulangi pelanggaran tersebut terancam penjara lima tahun dan denda yang lebih berat. Pelaku pelanggaran UU ini juga akan dipajang wajah dan namanya di situs pemerintah.

Yulin Dog Festival (Foto: www.animalsaustralia.org)

Dalam UU juga diatur larangan membawa jalan-jalan hewan peliharaan sembari naik skuter atau mobil. Diperkirakan peraturan baru ini akan diterapkan pada akhir April setelah ditandatangani presiden.

Presiden Taiwan Tsai Ing Wen sendiri dikenal sebagai pecinta hewan, terutama kucing. Dalam berbagai fotonya selama kampanye, Tsai berpose bersama dua kucingnya. Tahun lalu, dia mengadopsi tiga anjing penuntun yang telah pensiun.

Bertahun-tahun lampau, Taiwan seperti negara Asia lainnya, pengkonsumsi daging anjing. Kini anjing dan kucing di Taiwan tidak lagi jadi pedaging, melainkan hewan peliharaan.

Baca juga: Armada Tempur Laut AS Mendekat, Korut Ancam dengan Bom Nuklir

Presiden Taiwan Tsai Ing Wen (Foto: Reuters/Jorge Cabrera)

Konsumsi anjing menjadi kelaziman di negara-negara Asia, termasuk beberapa wilayah di Indonesia. Di China setiap tahunnya digelar festival makan anjing yang dikenal dengan Yulin Dog Festival. Dalam festival itu, sekitar 10 ribu anjing dipotong untuk dikonsumsi, memicu kecaman dari para aktivis pecinta hewan.

Sejak tahun 2001, penjualan daging anjing dan kucing dilarang di Taiwan. Awalnya, larangan makanan daging anjing hanya berlaku untuk pegawai negeri, kini untuk seluruh masyarakat di negara itu.