Tak Ada Kasus COVID-19 di Permukiman Masyarakat Badui Meski Lebak Zona Merah

1 Juli 2021 5:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
clock
Diperbarui 13 Agustus 2021 13:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan menuju kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan menuju kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kabar baik datang dari masyarakat Badui. Berdasarkan keterangan Kepala Puskesmas Cisimeut Kabupaten Lebak, dr Maytri Nurmaningsih, mereka tidak menemukan ada penularan COVID-19 di permukiman masyarakat Badui.
ADVERTISEMENT
Padahal penularan COVID-19 di Lebak saat ini naik. Lebak juga masuk dalam zona merah.
Maytri menyebut, hingga kini masih nihil atau nol persen dan tidak ditemukan masyarakat Badui yang positif COVID-19.
"Kami mengetahuinya setelah dilakukan tes usap antigen kepada beberapa warga Badui belum lama ini," kata Maytri dikutip dari Antara, Kamis (1/7).
Maytri menjelasakan tidak ada kasus COVID-19 di permukiman masyarakat Badui karena mereka sangat disiplin mematuhi imbauan tetua adat dengan tidak banyak kegiatan ke luar daerah.
Selain itu, masyarakat Badui tetap bekerja di ladang-ladang huma, sehingga mereka tidak berhubungan kontak erat dengan orang luar.
Pemukiman masyarakat Badui juga kini diperketat protokol kesehatan bagi wisatawan. Wisatawan harus memakai masker, tidak berkerumun dan tidak membuang sampah sembarangan.
ADVERTISEMENT
"Kami minta kawasan Badui diperketat dan semua wisatawan harus dilakukan pemeriksaan suhu dan mematuhi protokol kesehatan guna mencegah corona," ucap Maytri.
Sejumlah warga Baduy Dalam berjalan menuju kota Rangkasbitung di Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO
Maytri menuturkan, petugas medis Puskesmas Cisimeut mengapresiasi tetua adat masyarakat Badui yang juga Kepala Desa Kanekes Jaro Saija.
Ia menyebut Jaro sangat disiplin dan mematuhi program pemerintah untuk pelayanan vaksinasi publik bagi aparatur desa.
Sementara Jaro Saija mengatakan, jumlah masyarakat di Kanekes tercatat ada 11.800 jiwa tersebar di 68 kampung. Hingga kini, tidak ditemukan penyebaran COVID-19.
Setelah merebaknya penularan virus corona, masyarakat Badui dilarang ke luar daerah, seperti Jakarta, Tangerang dan Bogor untuk mencegah pandemi COVID-19.
Jika ada masyarakat ke luar daerah, mereka diminta menjalani pengecekan kesehatan di puskesmas setempat.
ADVERTISEMENT
"Semua warga Badui sudah dilakukan pencegahan penularan virus corona dengan minum obat tradisional dari cikur dan jahe merah," kata Jaro.
Warga Baduy mengikuti Tradisi Seba di Rangkasbitung, Lebak, Banten, Jumat (21/5/2021). Foto: Muhammad Bagus Khoirunas/ANTARA FOTO