Tanda Tangan Ki Hajar Dewantara di Surat Cerai Sukarno dan Inggit

Dokumen Surat Nikah dan Cerai Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Surat pernikahan dan perceraian Sukarno dan istri keduanya Inggit Garnasih bukan dokumen biasa. Ada tanda tangan tokoh bangsa di sana.

Seperti diceritakan Tito Z. Harmaen atau dikenal Tito Asmarahadi yang ditemui kumparan di kediamannya di Margahayu, Bandung, Kamis (24/9), selain tanda tangan Inggit Garnasih, juga ada tanda tangan Sukarno, lalu Ki Hadjar Dewantara hingga Kiai Haji Mas Mansyur.

Dokumen itu mempunyai nilai historis yang tinggi, karenanya tak heran bila Tito hendak menjualnya Rp 25 miliar. Siapa mau beli?

Tito sendiri adalah anak dari Ratna Juami, anak angkat dari Inggit Garnasih.

Pernikahan Inggit dan Sukarno tak dikaruniai anak. Inggit kemudian mengangkat anak Ratna Juami, yang saat itu berumur 40 hari.

Dokumen Surat Nikah dan Cerai Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Tito menceritakan, dokumen pernikahan dan perceraian itu diserahkan langsung oleh Inggit kepada dia pada sekitar tahun 1980-an.

"Itu awalnya tahun 80-an itu Bu Inggit sendiri yang menyerahkan kepada saya untuk menyimpan kedua surat itu," kata dia ketika ditemui di kediamannya.

"Wanti-wanti dari Bu Inggit menyerahkannya untuk saya yang menyimpan dan merawatnya, itu awalnya. Itu tahun 1980-an," ucap dia.

Tito tidak menjelaskan secara rinci maksud Inggit memberinya kepercayaan untuk menyimpan sekaligus merawat dokumen itu. Setelah diserahkan, dokumen itu sempat dipublikasikan di sejumlah pameran sebagai bukti bila benar Soekarno dan Inggit pernah menikah bahkan bercerai.

"Iya, saya simpan. Dipublikasikan sudah diperlihatkan di pameran, itu sudah. Itu untuk menyatakan bahwa betul Bu Inggit adalah dulunya pernah menjadi istri Bung Karno, sebagai bukti penting," ucap dia.

Dokumen Surat Nikah dan Cerai Inggit Garnasih dan Presiden Soekarno. Foto: Rachmadi Rasyad/kumparan

Sebelumnya, kabar penjualan dokumen itu diunggah oleh akun Instagram @popstoreindo, pada Rabu (22/9). Dalam unggahan terlihat sebuah surat perjanjian yang menyebutkan pihak pertama, Sukarno, menjatuhkan talak kepada pihak kedua, Inggit Garnasih.

Dokumen itu tertulis diterbitkan Djoem'at tanggal 29 boelan 1 tahun 2603 (penulisan tahun dalam dokumen itu menggunakan penanggalan Jepang yang bertepatan dengan tahun 1943). Selain itu, ada juga unggahan foto dokumen bertuliskan Soerat Katerangan Kawin.