Tanggapan Tim Peneliti GeNose soal Ahli Wabah Tagih Laporan Final Uji Validasi

17 Februari 2021 21:12 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek Ali Ghufron Mukti menyambungkan kantong berisi hembusan nafasnya dengan alat GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek Ali Ghufron Mukti menyambungkan kantong berisi hembusan nafasnya dengan alat GeNose C19 di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Kamis (7/1/2021). Foto: M RISYAL HIDAYAT/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Alat screening corona melalui embusan napas buatan peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM), GeNose, tak luput dari kritik. Meski sudah mengantongi izin edar dari Kemenkes, sejumlah pihak masih mempertanyakan laporan final penelitian tersebut.
ADVERTISEMENT
Kritik tersebut salah satunya datang dari ahli wabah FKM UI, Pandu Riono. Pandu menyinggung peneliti GeNose belum mengirimkan laporan final untuk dianalisis.
Anggota tim peneliti GeNose, dr Dian Kesumapramudya Nurputra, meluruskan hal tersebut. Menurutnya, konteks yang ditanyakan Pandu soal laporan final, sudah dipresentasikan di hadapan Pandu beberapa waktu lalu.
"Kami sudah jawab dan pernah presentasi data yang benar di depan beliau langsung. Rekamannya pun ada," kata Dian saat dikonfirmasi, Rabu (17/2).
Petugas mengetes kantong nafas milik penumpang menggunakan alat pendeteksi corona GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Seorang pria memberikan kantong plastik berisi sampel udaranya untuk diuji menggunakan alat pendeteksi corona GeNose di sebuah stasiun kereta api di Jakarta, Indonesia, Rabu (3/2). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Adapun soal pihak-pihak yang mempertanyakan penelitian GeNose, Dian mengaku semua akan dijawab di manuskrip ilmiah. Manuskrip ilmiah merupakan detail laporan teknis ilmiah hasil penelitian, Termasuk cara kerja alat yang berbasis artificial intelligent atau kecerdasan buatan ini.
"Kami akan jawab di manuskrip [ilmiah]," ujarnya.
ADVERTISEMENT
Manuskrip ilmiah baru bisa dipublikasikan setelah mendapatkan penerbitan paten oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.
Epidemiolog UI, Pandu Riono. Foto: Dok. Pribadi
Di sisi lain, Dian berterima kasih atas kritik yang dilontarkan Pandu. Menurutnya, kritik tersebut menandakan Pandu menyimak pengembangan GeNose.
"Kami berterima kasih kepada beliau yang telah sangat atentif menyimak pengembangan teknologi GeNose. Kami juga sudah pernah berdialog dengan beliau terkait hal tersebut," tutur Dian.
Jika publikasi sudah keluar, Dian dan peneliti lain mengaku siap mendiskusikannya bersama akademisi hingga epidemiolog.
"Jika publikasi kami sudah keluar, tentu kami dengan senang hati mengajak sivitas akademik termasuk para epidemiolog untuk mendiskusikannya," ujarnya.
Sebelumnya, di akun Twitternya, Pandu mengaku ketua peneliti GeNose, Prof Kuwat Triyana, belum menepati janjinya soal laporan final GeNose.
ADVERTISEMENT
"Mas Kuwat saintis sejati itu rendah hati, lho. Kapan janjinya mau kirim laporan final, yang ternyata belum final. Kalau mau menantang debat terbuka para epidemiologist Indonesia, siapin ya," kata Pandu.
"Saya punya [data] yang dikirim ke Kemenkes, ketika saya kritik, katanya itu belum final. Walaupun tertulis Laporan Final," ungkap Pandu kepada kumparan.