Teman Siswi SD di Lamongan yang Tewas Usai Jatuh di Sekolah Sempat Minta Maaf

4 Mei 2024 18:37 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luka memar di perut ARS (12), siswa kelas 5 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, yang meninggal diduga terjatuh akibat didorong oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Luka memar di perut ARS (12), siswa kelas 5 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, yang meninggal diduga terjatuh akibat didorong oleh temannya. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
ARS (12), siswi kelas 6 SD di Kecamatan Karang Geneng, Kabupaten Lamongan, tewas usai jatuh didorong oleh temannya.
ADVERTISEMENT
Ia kehilangan nyawa akibat diduga ada robekan di organ pankreasnya. ARS sempat dirawat di RSUD dr Soetomo Surabaya selama 17 hari, namun nyawanya tak tertolong.
Ibu korban, Chresa Sulistiana (35), menyampaikan, putrinya tersebut sempat bercerita awal mula ia jatuh saat menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya.
"Kan anak saya masih bisa ngomong, ngomong lah ke dokter. 'Adek, kenapa dek bisa kayak gini?'. " Itu Bu Dokter, saya didorong sama teman pas waktu upacara'," ujar Chresa menirukan percakapan antara ARS dengan dokter.
Chresa menjelaskan, ketika itu, ARS dan teman-temannya hendak mengikuti upacara bendera di sekolahnya pada Senin (19/2) sekitar pukul 07.00 WIB.
ARS diajak bercanda oleh salah satu teman perempuannya, namun ia tidak mau dan menghindar.
ADVERTISEMENT
"Dia lari, habis itu didorong dan jatuh ulu hatinya kena benturan undak-undakan (anak tangga) pinggiran keramik," ucapnya.
Setelah itu, ARS dibawa ke puskesmas terdekat oleh pihak sekolah. Chresa dihubungi oleh wali kelasnya bahwa putrinya terjatuh di sekolah dan dibawa ke puskesmas.
Chresa pun bergegas menuju ke puskesmas, tempat putrinya dirawat. Disitu, pihak sekolah bilang bahwa ARS jatuh sendiri, bukan didorong oleh temannya.
"Terus itu pihak sekolahnya sempat bilang itu ndak didorong dia jatuh sendiri," terangnya.
Kemudian, ARS dibawa oleh pihak keluarga ke RS Muhammadiyah Lamongan untuk mendapatkan perawatan intensif.
Karena tidak ada perkembangan, ARS akhirnya dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya pada Jumat (23/2). Saat dirawat itulah, diketahui bahwa organ pankres ARS mengalami robek.
ADVERTISEMENT
"Dibawa ke Soetomo di tanggal 23 Februari sampai meninggal di tanggal 11 Maret 2024. Awal Ramadhan jam 19.22 WIB," jelasnya.
Selama menjalani perawatan di RSUD dr Soetomo Surabaya, temannya yang diduga mendorong sempat mengirim pesan kepada ARS.
"Iya, anak yang dorong itu ngaku WA saya pas masih di Soetomo. Menunjukkan pesan maaf 'gara gara saya kamu jadi kayak gini'," tuturnya.
Atas peristiwa ini, pihak keluarga korban menuntut pihak sekolah untuk bertanggung jawab yang menyebabkan kematian ARS.
Keluarga korban juga telah melaporkan kejadian ini ke Polres Lamongan. Laporan itu telah diterbitkan degan nomor LP : LP-B/137/V/2024/SPKT/POLRES LAMONGAN/POLDA JAWA TIMUR, pada Kamis 2 Mei 2024 pukul 13.00 WIB.
"Kan kita ndak tau ya, kan kita nitipin anak ke sekolah, pulang-pulang kayak gini ya orang tua perasaannya gimana," ungkapnya.
ADVERTISEMENT
"Saya titip anak berangkat di sekolah sehat-sehat, dikabarin jatuh di sekolah, sampai saya rujuk ke Lamongan dan Surabaya, dan sudah berusaha untuk sembuh tapi Allah berkata lain hingga tidak ada," tambah dia.
Polisi Sebut Korban Jatuh Sendiri
Sementara itu, saat ini Polres Lamongan telah memeriksa 9 orang saksi. Kasat Reskrim Polres Lamongan, AKP I Made Suryadinata, menyebut korban tidak mengalami perundungan atau bullying.
"Dan semua (saksi) menerangkan korban tidak dirundung melainkan terjatuh karena terpeleset di lantai yang mengakibatkan pankreasnya robek," ujar I Made Suryadinata, Sabtu (4/5).
Meski demikian, pihaknya masih melanjutkan penyelidikan kasus tersebut. "Tapi tetap kita lakukan penyelidikan secara komprehensif terlebih dahulu," ujarnya.