Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.97.0
![Ilustrasi Transaksi atau Uang Rupiah. Foto: Shutterstock](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01815f6cbf2339f16d4ecf091553bd04.jpg)
ADVERTISEMENT
Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Barat mencatat ada 79 kelurahan/desa di 19 Kabupaten dan Kota di Jawa Barat yang memiliki tempat mangkal pekerja seks komersial (PSK) di tahun 2024.
ADVERTISEMENT
Pada data itu, terdapat lima permasalahan sosial di kelurahan/desa. Satu di antaranya terkait keberadaan PSK. Di sana dipaparkan, sebanyak 1,33 persen dari total 5.877 desa kelurahan di Jabar memiliki tempat mangkal PSK.
Ketua Tim Statistik Sosial BPS Jawa Barat, Isti Larasati menjelaskan data tersebut berasal dari hasil pendataan potensi desa yang dilakukan BPS di bulan Mei 2024.
“Iya jadi salah satu kuesioner di pendataan potensi desa kami ialah menanyakan, apakah desa ini ada lokasi PSK, baik yang dikelola secara berkelompok atau individu,” jelasnya saat dihubungi wartawan, Rabu (12/2).
"Dari keterangan aparat desa, kami mencatat ada 79 desa atau kelurahan se-Jawa Barat yang memiliki keberadaan lokasi PSK," sambungnya.
‘Apakah tempat itu legal?’ Pertanyaan itu kata dia diajukan dalam survei. Namun, hasil kesimpulannya tidak dapat merinci hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Dalam konsep yang kita tanyakan terkait lokasi PSK itu, mencakup yang legal maupun yang ilegal. Jadi ketika aparat desa mengetahui ada lokasi mangkal PSK baik legal maupun ilegal dan ketika aparat desa menyatakan ada di desa kami, maka itu tercatat di desa itu ada lokasi mangkal gitu," jelasnya.
Isti bilang ada sejumlah faktor keberadaan 79 lokalisasi di kelurahan/desa itu, salah satunya ekonomi. Namun dia menyampaikan, pihaknya tidak melakukan kajian soal penyebab-penyebab itu.
“Kita tidak sampai sejauh itu. Tetapi kalau fenomena umum ya bisa jadi karena faktor kondisi ekonomi, tingkat pendidikan atau memang mungkin bisa saja di daerah sana adalah daerah dengan mobilitas tinggi," sebutnya.