Terima Permintaan Maaf, Keluarga Korban Pemukulan Diduga Anak Kombes Tolak Damai

18 November 2022 13:36 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pemukulan. Foto: Dicky Adam Sidiq/kumparan
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan penganiayaan terhadap seorang pemuda berinisial FB (16) hingga kini masih terus diusut oleh polisi. Dia diduga dianiaya oleh RC, seorang anak anggota Polri berpangkat Kombes.
ADVERTISEMENT
Ibu korban, Yusna mengaku telah menerima permintaan maaf dari pihak terduga pelaku. Namun, dia tetap meminta proses hukum untuk dilanjut.
"Masalah minta maaf saya sudah terima permohonan maafnya, tapi tetap saya minta keadilan. Saya tidak mau berdamai," kata Yusna saat dihubungi, Jumat (18/11).
Berdasarkan informasi yang diterimanya juga, kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Yusna menyebut, polisi bakal melakukan olah tempat kejadian perkara dugaan penganiayaan itu sore ini, Jumat (18/11).
"Masih proses berlanjut. Sebentar sore akan diadakan olah TKP di PTIK," ujarnya.
Dari informasi yang dihimpun, korban telah melaporkan kasus itu ke Polres Metro Jakarta Selatan. Laporannya terdaftar di SPKT dengan nomor LP/3596/XI/2022/RJS tertanggal 12 November 2022.
Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Irwandhy sebelumnya membenarkan laporan itu. Dia mengatakan, saat ini pihaknya tengah melakukan penyelidikan.
ADVERTISEMENT
"Laporan polisi dibuat di Polres Jaksel. Masih dilakukan pendalaman dan penyelidikan sesuai prosedur," kata Irwandhy saat dikonfirmasi, Kamis (17/11).
Aksi penganiayaan itu terjadi di kawasan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK), Jakarta Selatan pada Sabtu (12/11) silam. Aksi penganiayaan itu diduga akibat kesalahpahaman korban dengan pelaku.
Lebih parahnya, Yusna mengaku, anaknya dianiaya di ruangan terbuka dan dilihat oleh sang pelatih. Menurut pengakuan anaknya, RC merupakan anak seorang anggota Polri berpangkat Kombes yang bertugas di Kalimantan Utara.
Terduga pelaku juga kerap mencatut nama orang tuanya ketika terlibat masalah. Hal ini pun membuat pelatih di sana takut.
"Yang paling bikin saya miris itu pelatihnya itu tahu kalau anak saya sudah dibuat bonyok sama anak ini dan dia lihat sendiri kalau anak saya sudah dipukul sama anak itu," ujarnya.
ADVERTISEMENT