Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Air setinggi 170 sentimeter masuk ke sekolah tersebut. Akibatnya barang-barang yang berada di lantai 1 sekolah itu ikut terendam.
Kepala Sekolah SDN 05 Pejagalan Suprihatin mengatakan yang terendam adalah ruang kerja guru. Selain itu, juga ada perpustakaan dan laboratorium.
"Yang terendam perpustakaan, ruang Tata Usaha, ruang guru. Pokoknya perkantoran saja. Iya itu di laboratorium kena juga. Sama buku-buku pelajaran terendam, enggak bisa diselamatkan kemarin," kata Suprihatin di lokasi, Minggu (5/1).
Ia mengatakan air baru surut pada Sabtu (4/1) malam tadi. Maka itu, mulai Minggu pukul 07.00 WIB kerja bakti digelar untuk membersihkan barang-barang yang terendam banjir.
"Dari setengah 7 pagi sampai jam 4 sore. Ada Kasudin, pengawas, staf sudin, guru-guru dan murid. Kebetulan tadi ada satu, dua orang yang hadir," kata Suprihatin.
Untuk mempercepat pekerjaan, Dinas Sumber Daya Air Pemprov DKI dan Damkar juga ikut membantu. Keduanya menyemprotkan air ke lapangan untuk menghilangkan lumpur akibat banjir .
ADVERTISEMENT
Pantauan di lokasi, kondisi SDN 05 Pejagalan belum rapi. Beberapa barang yang sempat terendam banjir masih berserakan di halaman. Beberapa barang elektronik dan aset sekolah juga masih tercecer di lantai 2. Bahkan sepeda motor milik penjaga masih terparkir di tangga.
Meski begitu, Suprihatin memastikan kegiatan belajar mengajar (KBM) pada Senin (6/1) di sekolahnya akan tetap berlangsung. Ia mengatakan barang-barang akan segera dirapikan sehingga besok ruang kelas yang berada di lantai 2 dan 3 tidak terganggu.
"Anak-anak tetap masuk. Kegiatan belajar disesuaikan kondisinya kalau nanti kelas atau ruangannya belum rapi," kata Suprihatin.
Besok siswa yang berjumlah 489 itu akan diminta untuk membereskan ruang kelas mereka yang terkena banjir . Maklum saja, setelah libur semester debu di bangku dan meja menumpuk.
ADVERTISEMENT
"Jadi belum efektif (KBM). Karena masih banyak barang-barang di kelas yang harus dirapikan," kata Suprihatin.