Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Ternyata Kemenhub Pemberi Depok Penghargaan 'Tata Transportasi' Tak Cek Sawangan
11 September 2024 11:52 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
Pemerintah Kota Depok mendapat penghargaan Wahana Tata Nugraha (WTN) 2024 dari Kementerian Perhubungan (Kemenhub) karena dinilai berhasil menata transportasi.
ADVERTISEMENT
Depok dinilai konsisten dalam penataan transportasi yang berfokus pada peningkatan keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas.
Namun pada sisi lain jalanan di Kota Depok masih terjadi kemacetan di beberapa titik seperti Jalan Raya Sawangan, Citayam, dan jalan lainnya.
Meski begitu, penghargaan tersebut bukan dinilai dari segi macet, tetapi pada pengelolaan transportasinya.
Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Kota Depok Zamrowi mengaku bersyukur atas penghargaan yang diberikan.
Ia mengatakan penghargaan ini diberikan oleh Kemenhub setelah melalui penilaian ketat terhadap beberapa indikator.
"Kategori penghargaan WTN ini karena Pemerintah Kota Depok mampu mengelola sistem transportasi yang aman dan terintegrasi. Yang dinilai adalah jaringan jalan mulai dari jalan kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional," kata Zamrowi, Rabu (11/9).
Ia mengatakan penghargaan WTN 2024 sebagai bentuk pengakuan atas konsistensinya dalam penataan transportasi yang berfokus pada peningkatan keselamatan, kenyamanan, dan kelancaran lalu lintas.
ADVERTISEMENT
Di mana sebelum penilaian, Pemerintah Kota Depok membentuk jaringan terlebih dahulu di beberapa jalan kabupaten, kota, provinsi, hingga nasional.
"Jalan Sawangan bukan objek yang dinilai oleh Kemenhub. Kami sebelumnya membentuk jaringan (transportasi) dulu. Bukan karena macetnya yang dinilai," kata Zamrowi.
Zamrowi menyebutkan jalan yang menjadi objek penilaian oleh Kemenhub RI seperti Jalan M. Yasin, Jalan Margonda, Jalan Ir. H. Juanda dan Jalan Arif Rahman Hakim.
Kata Zamrowi, jalan tersebut, terdapat kolaborasi antara pemerintah pusat, provinsi, dan kota.
"Contohnya, meski jalannya jalan nasional, trotoar tetap dibangun oleh Pemkot Depok," kata Zamrowi.
Zamrowi mengatakan persoalan kemacetan di Kota Depok terus dilakukan penanganan baik dari segi Infrastruktur dan transportasi.
Ia membandingkan dengan kota-kota lain yang persoalan kemacetan masih terjadi.
ADVERTISEMENT
"Program kita upayakan untuk mengatasi kemacetan di jalan yang benar, apakah berhasil? Belum, nah ini butuh proses," kata Zamrowi.
Infrastruktur transportasi di Kota Depok, katanya, cukup kuat, karena terdapat berbagai transportasi massal seperti LRT, Kereta Rel Listrik (KRL) dan transportasi bus yang terintegrasi. Serta banyak stasiun berada di Kota Depok seperti Stasiun Depok Lama, Stasiun Depok Baru, Stasiun Citayam, Stasiun Pondok Cina, Stasiun Universitas Indonesia.
Bahkan dalam waktu dekat ini Stasiun Pondok Rajeg akan diaktifkan kembali sehingga pergerakan kendaraan akan berkurang.
"Infrastruktur transportasi di Depok menurut kami kuat. Apa lagi Stasiun Pondok Rajeg berfungsi. Tentu pergerakan kendaraan berkurang," tuturnya.
Zamrowi menambahkan untuk menekan kendaraan pribadi di jalan dan mengurangi kemacetan di Depok. Dishub Kota Depok berencana menambah koridor Bus Trans Depok yakni rute Bojongsari-Jalan Margonda.
ADVERTISEMENT
Lalu transportasi Mikrotrans Depok yang kini ada 10 unit yang beroperasi direncanakan akan ditambah rute baru.
"Kajian kita Bus Trans Depok 5 koridor. Baru rencana lima koridor. Mudah-mudahan terwujud," ungkapnya.
Bus Trans Depok menjadi transportasi yang paling banyak diminati oleh masyarakat, dengan jumlah penumpang harian mencapai 5.300 hingga 5.500 orang.
"Ini membuktikan bahwa trayek yang dipilih sangat tepat, dengan load factor yang mencapai 130 persen," pungkasnya.