Terpapar Merkuri, Bayi di Sumut Lahir dengan Usus di Luar Perut

12 November 2019 19:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bayi di Madina Sumut lahir dengan kondisi Gastrochisis akibat pencemaran lingkungan tambang emas. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bayi di Madina Sumut lahir dengan kondisi Gastrochisis akibat pencemaran lingkungan tambang emas. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Seorang bayi dari pasangan penambang emas di daerah Lingga Kayu, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara, lahir dengan kondisi abnormal. Bayi yang lahir pada Sabtu (9/11) mengalami kondisi gastroschisis.
ADVERTISEMENT
Gastroschisis adalah cacat lahir pada dinding perut bayi, di mana usus keluar melalui lubang di sisi pusar. Ukuran lubang tersebut bervariasi pada setiap penderita, dan umumnya terletak di sebelah kanan pusar. Kondisi ini terjadi akibat tidak sempurnanya pembentukan otot dinding perut bayi pada waktu dalam kandungan.
Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Agus Wibowo mengatakan bayi itu terlahir abnormal karena terpapar zat kimia merkuri di penambangan emas. Dampak yang disebabkan merkuri dapat berakibat fatal bagi janin.
"Menurut kami akibat zat merkuri pemisah emas dengan bebatuan baik itu yang mengalir ke air yang mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai akibat ibu yang sedang hamil aktif memegang zat kimia sebagai pekerja di pengolahan tambang liar," kata Agus saat dikonfirmasi, Selasa (12/11).
Bayi di Madina Sumut lahir dengan kondisi Gastrochisis akibat pencemaran lingkungan tambang emas. Foto: Dok. Istimewa
Agus mengatakan saat ini bayi malang itu tengah menjalani perawatan intensif di RS M Djamil, Padang. Sebelum dirawat di RS M Djamil, bayi itu sempat dirawat di RSUD Panyabungan, Sumatera Utara.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Agus mengatakan, di lokasi berbeda Kepala BNPB Letjen Doni Monardo sudah meninjau langsung tambang emas illegal yang juga terpapar merkuri di Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Dari peninjauan itu, tambang yang sudah ditutup sejak 2007 mengalami pencemaran lingkungan yang luar biasa.
BNPB sudah berupaya melakukan pemulihan dan penghijauan dengan menanam berbagai jenis bibit pohon. Namun tidak ada satu pun pohon yang berhasil tumbuh.
Maka dari itu, BNPB sepakat membentuk operasi gabungan bersama Pemprov setempat, Mabes Polri, TNI, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dan Kementerian PUPR.
Operasi gabungan itu difokuskan untuk melakukan pemulihan dan pencegahan dampak tambang emas illegal yang terpapar zat merkuri. Salah satu langkah awal yang dilakukan yakni dengan menyebarkan pupuk kandang dan kompos di sekitar tambang emas illegal.
ADVERTISEMENT
"Seluruh tambang emas illegal yang terpapar merkuri termasuk Sumut, Jambi, Sumbar dan lain-lain (akan diperbaiki ekosistemnya)," tutur Agus.