Doni Monardo Tinjau Bekas Tambang Emas di Sumatera, Cek Dampak Merkuri

12 November 2019 15:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kepala BNPB tinjau bekas tambang emas ilegal di Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Foto: Dok. BNPB
zoom-in-whitePerbesar
Kepala BNPB tinjau bekas tambang emas ilegal di Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Foto: Dok. BNPB
ADVERTISEMENT
Kepala BNPB Letjen Doni Monardo telah meninjau Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat pada (6/11). Peninjauan itu dalam rangka melihat kawasan bekas pertambangan emas ilegal yang menggunakan bahan kimia merkuri sehingga menyebabkan kerusakan lingkungan.
ADVERTISEMENT
Dari hasil peninjauannya, diketahui lokasi penambangan emas ilegal itu terdapat aliran sungai dari Kabupaten Solok Selatan dan melintasi Kabupaten Dharmasraya. Sehingga muncul kekhawatiran aliran sungai ikut terdampak pencemaran lingkungan.
Dampak pencemaran lingkungan akibat zat merkuri itu mengakibatkan kerusakan pada tremor, gangguan motorik, kekebalan tubuh, gangguan syaraf, ginjal dan paru-paru, serta iritasi kulit, mata dan saluran pencernaan. Bahkan perempuan hamil yang terpapar merkuri akan melahirkan anak dengan IQ rendah.
Kepala BNPB tinjau bekas tambang emas ilegal di Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Foto: Dok. BNPB
Doni menjelaskan, tambang ilegal di Dharmasraya sudah dihentikan dan ditutup sejak 2007 silam. Namun dampak akibat pencemaran lingkungan itu masih terasa hingga kini.
"Seperti kita lihat, banyak tanaman pohon yang sudah dicoba untuk ditanam di lokasi ini. Namun sudah 12 tahun tidak ada satu pun yang berhasil tumbuh," kata Doni.
ADVERTISEMENT
Dalam kunjungan itu, Doni turut didampingi oleh Bupati Dharmasraya, Sutan Riska. Setelah melihat dampak akibat kerusakan lingkungan itu, BNPB dan Pemda Kabupaten Dharmasraya sepakat akan memulihkan kawasan yang rusak akibat merkuri.
"Kami menyarankan kepada Pak bupati agar tanah kembali subur dengan memberikan pupuk kompos dari kotoran sapi. BNPB akan membantu dengan tanaman vetiver dan aneka bibit pohon yang sesuai dengan kondisi tanah di sini. Tanaman vetiver sudah terbukti dapat tumbuh subur di pinggiran sungai, seperti di sungai Citarum Jawa Barat dan mampu mereduksi merkuri," ucap Doni.
Bekas tambang emas ilegal di Bukit Mindawa, Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat. Foto: Dok. BNPB
Rumput vetiver merupakan sejenis rumput berukuran besar dan memiliki banyak keistimewaan. Tanaman ini di Indonesia dikenal dengan nama akar wangi (vetiveria zizanioides) dapat tumbuh diberbagai bentuk kondisi tanah, areal perbukitan, dataran rendah, daerah rawa dan bahkan pada areal bekas tambang.
ADVERTISEMENT
Sementara itu, Kapusdatin BNPB Agus Wibowo mengatakan sudah ada warga yang menjadi korban akibat penggunaan zat merkuri dalam aktivitas penambangan. Terbaru, seorang bayi di Mandailing Natal, Sumatera Utara yang baru lahir mengalami kondisi gastroschisis.
Bayi di Madina Sumut lahir dengan kondisi Gastrochisis akibat pencemaran lingkungan tambang emas. Foto: Dok. Istimewa
Gastroschisis adalah cacat lahir pada dinding perut bayi, di mana usus keluar melalui lubang di sisi pusar. Ukuran lubang tersebut bervariasi pada setiap penderita, dan umumnya terletak di sebelah kanan pusar. Kondisi ini terjadi akibat tidak sempurnanya pembentukan otot dinding perut bayi pada waktu dalam kandungan.
"Menurut kami akibat zat merkuri pemisah emas dengan bebatuan baik itu yang mengalir ke air yang mereka gunakan untuk keperluan sehari-hari maupun sebagai akibat ibu yang sedang hamil aktif memegang zat kimia sebagai pekerja di pengolahan tambang liar," kata Agus.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Agus menuturkan bayi itu saat ini sudah dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pengobatan lebih lanjut. BNPB akan terus berupaya menghentikan dampak pencemaran lingkungan akibat penggunaan zat merkuri dalam penambangan emas.