Tes Pegawai KPK Jadi ASN Ada Pertanyaan Soal Kapan Menikah dan Qunut, Wajar?

4 Mei 2021 10:57 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah karangan bunga di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (20/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah karangan bunga di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Jumat (20/12). Foto: Irfan Adi Saputra/kumparan
ADVERTISEMENT
"Sudah umur segini, kok, belum menikah?" demikian salah satu deretan pertanyaan yang diajukan ke pegawai KPK saat menjalani tes menjadi ASN.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya soal urusan menikah saja yang ditanyakan. Urusan ibadah juga ikut ditanyakan. "Salat subuhnya pakai qunut?".
Entah apa urusan Salat Subuh pakai qunut atau tidak dengan tugas menjadi seorang ASN.
Pastinya pertanyaan semacam itu, menurut pegawai di KPK yang tak mau disebutkan namanya dan ikut tes menjadi ASN, mau tidak mau mesti dijawab.
Dikutip dari situs Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Tes Wawasan Kebangsaan, asesmen dilakukan Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam penyelenggaraannya.
BKN tidak bekerja sendirian dalam melaksanakan asesmen ini. Badan Intelijen Negara (BIN), Badan Intelijen Strategis (BAIS) TNI, Pusat Intelijen TNI AD, Dinas Psikologi AD, dan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) turut dilibatkan.
Namun, Kepala Humas BKN Paryono mengaku tidak tahu isi pertanyaan dalam tes tersebut.
ADVERTISEMENT
"Kalau itu informasi itu dari yang kemarin dites, berarti itu mungkin bener itu. Kalau saya, malah enggak tahu sama sekali. Soalnya kan tertutup, yang tahu yang ngetes sama yang dites saja," ujar dia.
Sementara itu, terkait pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada urusannya dengan wawasan kebangsaan ini, menuai kritik pegiat antikorupsi Feri Amsari.
Dosen Fakultas Hukum Unand yang juga aktif di PusaKo ini, menyebut pertanyaan seperti itu tak wajar.
"Bukan soal substansi yang ditanyakan tapi memang pertanyaannya bermasalah," kata Feri kepada wartawan, Selasa (4/5).
Feri juga sudah mendengar soal pertanyaan-pertanyaan yang diajukan ke pegawai KPK. Dia hanya geleng-geleng.
Sedang penyidik senior KPK Novel Baswedan, mengamini adanya pertanyaan-pertanyaan janggal.
Ketua KPK Firli Bahuri menjalani rapid test virus corona bersama 2 ribu pegawai KPK lainnya. Foto: Dok. Istimewa
"Iya, begitulah," ujar dia.
ADVERTISEMENT
Mantan polisi ini pun mengaku sudah mendengar kabar adanya kemungkinan pemecatan bagi pegawai KPK yang tidak lolos tes. Termasuk dirinya sendiri.
Ia mendengar kabar orang-orang yang tidak lulus tes justru mereka yang berintegritas secara profil.
"Aneh kalau enggak lulus WK," ujar Novel.
Sedang Sekjen KPK Cahya H Hareffa menegaskan hasil tes wawasan kebangsaan dalam alih status pegawai menjadi ASN belum dibuka. Hasil yang diterima dari BKN pada 27 April 2021 itu masih tersegel rapi di Gedung KPK.
Hasil tes tersebut merupakan penilaian terhadap 1.349 pegawai KPK yang telah ikuti tes asesmen.
Tes ini menjadi syarat bagi pegawai untuk bisa alih status jadi ASN sebagaimana diatur dalam Peraturan Komisi Nomor 1 Tahun 2021 tentang Tata Cara Pengalihan Pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi menjadi Pegawai Aparatur Sipil Negara.
ADVERTISEMENT
"Saat ini hasil penilaian Asesmen TWK (Tes Wawasan Kebangsaan) tersebut masih tersegel dan disimpan aman di gedung Merah Putih KPK dan akan diumumkan dalam waktu dekat sebagai bentuk transparansi kepada seluruh pemangku kepentingan KPK," kata Cahya dalam keterangannya, Selasa (4/5).
Ia meminta kepada media dan publik untuk mengacu pada informasi resmi dari KPK terkait proses alih status tersebut.
"Kami menegaskan agar media dan publik berpegang pada informasi resmi kelembagaan KPK," ucapnya.