Tewaskan 11 Orang, Kelompok Ritual Tunggal Jati Nusantara Akan Dibubarkan

14 Februari 2022 16:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
5
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Warga berkerumun melihat evakuasi korban tenggelam di Pantai Selatan Kabupaten Jember. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga berkerumun melihat evakuasi korban tenggelam di Pantai Selatan Kabupaten Jember. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kelompok ritual Tunggal Jati Nusantara pimpinan dari Nurhasan, warga asal Desa Dukuhmencek, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, menuai sorotan. Musababnya, kelompok klenik itu membuat ritual berendam di pantai selatan di Jember yang tewaskan 11 orang karena tersapu ombak laut.
ADVERTISEMENT
Kelompok itu kemudian hendak dibubarkan oleh polisi hingga Pemprov Jawa Timur. Belum diketahui apakah Tunggal Jati Nusantara itu adakah ada izinnya atau tidak di Pemkab Jember.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, Bupati Jember Hendy Siswanto, Kapolres Jember AKBP Hery Purnomo, dan Kajari Jember Zullikar Tanjung, Ketua DPRD Jember Indonesia Syauqi, dan sejumlah tokoh agama kemudian berembuk di Pendopo Wahya Wibawa Graha pada Senin (14/2).
"Kami diskusi dengan instansi terkait juga MUI, NU, dan Muhammadiyah terkait yang terjadi di Payangan. Pembubaran belum bisa kami putuskan, tapi sesuai instruksi Ibu Gubernur itu nanti kami diskusikan bersama," ungkap Bupati Hendy.
Sementara ini, Hendy segera menerbitkan surat edaran yang ditujukan kepada seluruh warga Jember agar menghindari aktivitas berbahaya.
ADVERTISEMENT
Surat edaran itu juga ditujukan untuk semua pengelola tempat wisata supaya mengantisipasi perilaku pengunjung yang menjurus ke tindakan membahayakan.
"Risiko sangat tinggi jika sampai bermain-main masuk ke pantai selatan. Semuanya harus hati-hati. Selain surat edaran, kami membentuk relawan penjaga pantai yang direkrut dari warga sekitar. Biar ada aturan dan petugas yang jelas di situ siapa yang memperingati pengunjung," ujar Hendy.
Sementara itu, Khofifah menyebut, kejadian yang menimpa anggota Tunggal Jati Nusantara sebagai fenomena patologi sosial.
Sebab, para korban mengikuti ritual bernuansa klenik didorong oleh keinginan menyelesaikan masalah secara instan.
"Mereka bermasalah, kemudian berharap ada solusi efektif jangka pendek. Saya mengajak perguruan tinggi ikut hadir menangani patologi sosial ini. Jangan dianggap tidak ada penyakit sosial ini," ujar Khofifah.
ADVERTISEMENT
Seluruh ahli waris dari korban yang meninggal dunia diberi santunan uang Rp 10 juta dan paket sembako oleh Pemkab Jember bersama Pemprov Jawa Timur.
Khofifah usai rapat dengan para pejabat terkait pergi ke Pantai Payangan untuk meninjau lokasi tragedi kematian 11 pengikut ritual Tunggal Jati Nusantara. Lokasinya berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kota Jember.