Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Tiga Teror Jamaah Anshar Daulah (JAD): Sarinah, Kp Melayu, Mako Brimob
10 Mei 2018 13:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Teror di Mako Brimob yang berlangsung pekan ini mencuatkan kembali nama jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Beberapa pelaku kerusuhan di Rutan Mako Brimob yang menewaskan lima polisi sejak Selasa (8/5) hingga Kamis pagi (10/5) diketahui adalah anggota JAD yang tertangkap dalam berbagai operasi pemberantasan terorisme di tanah air.
ADVERTISEMENT
Laporan International Centre for Political Violence and Terrorism Research pada 2016 membuka mata publik terkait indentitas JAD. Dalam laporan tersebut, dikatakan bahwa JAD merupakan jaringan yang terbentuk pada tahun 2015.
Laporan yang dipublikasikan pada 3 Januari itu pun menguak kelompok mana saja yang menjadi jaringan JAD. Mulai dari kelompok Tim Hisbah, Jemaah Islamiyah (JI), Jamaah Ansharut Tauhid (JAT), Mujahidin Indonesia Timur (MIT), dan Mujahidin Indonesia Barat (MIB), dengan pentolannya yaitu Aman Abdurrahman.
JAD yang mulanya bernama Jamaah Anshar Daulah Khalifah Nusantara (JAKDN) ini pun disebut menjadi kelompok yang mengirimkan 'para pejuang' bergabung ke organisasi teroris ISIS di Suriah dan Irak.
Berbagai macam teror dilakukan oleh jaringan ini. Beberapa di antaranya terjadi pada 3 tahun terakhir.
Bom Sarinah 2016
ADVERTISEMENT
Masih teringat jelas pada 14 Januari 2016 lalu sebuah ledakan terdengar di dekat Starbucks Cafe, Gedung Cakrawala, Sarinah. Namun tidak sekali, selang beberapa saat sesudahnya, terjadi ledakan kedua di pos lalu lintas di kawasan Sarinah. Warga di lokasi berhamburan, lari menjauhkan diri dari lokasi ledakan.
Situasi semakin mencekam, mengetahui rangkaian teror belum usai. Para pelaku teror menampakkan diri dengan menggenggam senjata api. Baku tembak pun pecah. Empat orang teroris tewas, satu orang karena bom bunuh diri di area Starbucks, satu lagi di pos lalu lintas, dan dua akibat baku tembak. Selain teroris, warga sipil pun jadi korban, 4 orang tewas dan 25 luka-luka.
Adalah Bahrun Naim, sosok yang dituduh bertanggungjawab atas teror ini. Bahrun merupakan anggota dari ISIS dan juga bagian dari JAD.
Bom Kampung Melayu 2017
ADVERTISEMENT
Pada Rabu 24 Mei 2017, dua orang teroris meledakkan diri di Kampung Melayu. Mereka adalah Ahmad Sukri (32) dan Ichwan Nurul Salam (32). Keduanya merupakan teroris jaringan JAD Bandung Barat.
Pengeboman yang terjadi pada 24 Mei malam hari itu terjadi sebanyak dua kali. Ledakan pertama terdengar pada pukul 21.00 WIB di dekat toilet Terminal Kampung Melayu. Berselang beberapa menit kemudian, ledakan kedua terjadi di halte TransJakarta Kampung Melayu.
Teror tersebut menewaskan tiga orang anggota kepolisian dan 11 warga sipil lainnya terluka.
Teror Mako Brimob 2018
Kurang lebih selama 40 jam, kerusuhan di Rutan Salemba Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, terjadi. Bermula pada Selasa, 8 Mei 2018, narapidana membuat keributan di arah blok C rutan Salemba.
ADVERTISEMENT
Kerusuhan menjalar ke blok-blok lainnya. Dinding dan pintu sel tahanan dibobol narapidana. Situasi semakin tidak terkontrol karena para napi teroris itu berhasil keluar sel.
Selang beberapa menit mereka masuk ke ruang penyidik. Sejumlah penyidik jadi target amukan. Para pelaku rusuh ini diduga kuat memiliki hubungan dengan JAD yang dipimpin oleh Aman Abdurrahman. Terbukti dengan salah satu permintaan para napi yang ingin bertemu dengan Aman.
Akibat kerusuhan ini 5 anggota kepolisian meninggal dunia. Mereka adalah Bripda Syukron Fadhli, Ipda Yudi Rospuji, Briptu Fandy, Bripka Denny, dan Bripda Wahyu Catur Pamungkas. Sedangkan satu orang lainnya yang disandera, Iwan Sarjana, berhasil diselamatkan.
Dengan soft approach, pada Rabu 10 Mei pagi, Wakapolri Komjen Pol Syafruddin mengatakan bahwa 90 persen tahanan menyerahkan diri. Tidak lama kemudian, kepolisian yang menurunkan tim serbu membuat seluruh napi menyerahkan diri. Melalui Menkopolhukam Wiranto, pemerintah mengumumkan bahwa seluruh napi telah menyerah.
ADVERTISEMENT
"Kami bukan negosiasi, tapi kami ultimatum mereka," ungkap Wiranto di Mako Brimob.