TKN soal Acara Anies 7 Kali Tak Bisa Dilaksanakan: Apa Cuma Mau Playing Victim?

5 Januari 2024 12:38 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pebisnis Erwin Aksa menghadiri debat Capres Cawapres di Hotel Sultan, Jakarta. Foto: Abdul Latif/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pebisnis Erwin Aksa menghadiri debat Capres Cawapres di Hotel Sultan, Jakarta. Foto: Abdul Latif/kumparan
ADVERTISEMENT
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran, Erwin Aksa, menanggapi pernyataan Ketua Hukum Timnas AMIN Ari Yusuf Amir yang menyebut sudah tujuh kali acara capres nomor urut 01 Anies Baswedan tak bisa dilaksanakan atau dibatalkan di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
Erwin menyebut, pasangan Prabowo-Gibran tidak pernah merasakan hal serupa. Menurutnya, selama perencanaan untuk acara dipikirkan secara baik, hal tersebut tak akan terjadi.
"[Merasakan hal yang sama] Enggak ada, selama perencanaan baik," kata Erwin saat dihubungi, Jumat (5/1).
Dia menuturkan, kampanye yang dilakukan oleh pasangan Prabowo-Gibran yang dilakukan di akhir pekan melalui perencanaan yang matang.
"Kampanye Prabowo-Gibran, [hari] Sabtu-Minggu ada perencanaan. Ada izin keramaian, sewa tempat," ucapnya.
Erwin pun mempertanyakan jika pihak paslon 01 merasa adanya ketidakadilan yang dirasakan di masa kampanye.
"Wah, ngadunya ke siapa? Apa cuma mau playing victim?" tudingnya.
Ketua Hukum Timnas AMIN Ari Yusuf Amir. Foto: Arfiansyah Panji Purnandaru/kumparan
Sebelumnya, Ketua Hukum Timnas AMIN, Ari Yusuf Amir, menyebut sudah tujuh kali acara capres nomor urut 01 Anies Baswedan dibatalkan di sejumlah daerah.
ADVERTISEMENT
Terbaru, pasangan Anies, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menceritakan soal helikopter Anies yang dipersulit saat melakukan pendaratan di Tuban.
"Kemarin saya dengar karena pendaratan Mas Anies di Tuban butuh lapangan, kita pinjam lapangan kepada Semen Indonesia enggak berani ngizinin, kita pinjam halaman Polsek Polres enggak diizinin," kata Cak Imin di Penjaringan, Jakarta Utara, Selasa (2/1).
"Ini harusnya semua fasilitas-fasilitas milik negara terbuka untuk sekadar pendaratan. Sehingga proses kampanye berjalan sukses. Kalau enggak bisa mendarat, jauh letaknya, ya akhirnya suksesnya kampanye terganggu," tambahnya.