TNI Bantah Prajuritnya Jadi Tentara Bayaran di Perang Ukraina

15 Maret 2024 17:31 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
Tentara Ukraina menggunakan senjata saat latihan militer di wilayah Kharkiv, Ukraina pada Senin (1/5/2023). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Tentara Ukraina menggunakan senjata saat latihan militer di wilayah Kharkiv, Ukraina pada Senin (1/5/2023). Foto: Dimitar Dilkoff/AFP
ADVERTISEMENT
TNI memastikan, 10 tentara bayaran dari Indonesia yang disebut berada di Ukraina dan ikut berperang dengan Rusia bukanlah prajuritnya. Keterlibatan WNI dalam perang tersebut diungkap Kedubes Rusia di Jakarta.
ADVERTISEMENT
"Tidak benar (prajurit TNI jadi tentara bayaran di Ukraina)," kata Kapuspen TNI, Mayjen Nugraha Gumilar saat dikonfirmasi kumparan, Jumat (15/3).
Ilustrasi TNI-Polri. Foto: Shutterstock
Nugraha menjelaskan, dalam TNI tak mengenal adanya tindakan prajurit untuk menjadi tentara bayaran.
"Di dalam organisasi TNI tidak mengenal tentara bayaran dan dalam UU TNI tidak mengatur tentang tentara bayaran," jelasnya.
Sebelumnya Kedubes Rusia di Jakarta mencatat ada 10 tentara bayaran dari Indonesia yang berperang di Ukraina. Empat di antaranya tewas.
"Kementerian Pertahanan Rusia terus mencatat dan mendata semua tentara bayaran asing yang tiba di Ukraina untuk berpartisipasi dalam pertempuran," kata keterangan Kedubes Rusia lewat unggahan di Telegram.
"Sejak 24 Februari 2022, tercatat sekitar 13.387 tentara bayaran asing telah memasuki Ukraina. Sementara itu, telah dikonfirmasi bahwa sekitar 5.962 tentara bayaran asing dihancurkan," sambung mereka.
ADVERTISEMENT
Kedubes Rusia menyebut, Polandia menjadi penyumbang tentara bayaran paling banyak sekitar 2.960 memasuki Ukraina dan sekitar 1.497 terbunuh.
Terdapat pula 1.113 tentara bayaran AS. Sebanyak 491 di antaranya kehilangan nyawa.
Ukraina Bantah
Duta Besar Ukraina untuk RI, Vasyl Hamianin, di pameran virtual reality kondisi usai serangan Rusia. Foto: Aliyya Bunga/kumparan
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin, merespons soal data tentara bayaran yang diunggah Menteri Pertahanan Rusia, Jumat (15/3). Menurut Vasyl apa yang dikatakan oleh pihak Rusia hanyalah kebohongan belaka.
"Ini merupakan informasi dari Kementerian Rusia mengenai warga Indonesia. Bagaimana saya bisa berkomentar? Mungkin lebih baik jika tanyakan pada orang lain?" ucap Vasyl dalam keterangannya.
Ia juga menekankan bahwa setiap pernyataan yang dikeluarkan oleh pihak Rusia sangat tidak layak untuk dipertimbangkan.
"Rusia hanya menyebar kebohongan, silakan tanya mereka di mana fakta dan buktinya. Pembohong," jelas Vasyl.
ADVERTISEMENT