Tokoh Oposisi Venezuela Bunuh Diri setelah Dituduh Coba Bunuh Maduro

9 Oktober 2018 15:38 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi Bunuh Diri (Foto: Thinkstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Bunuh Diri (Foto: Thinkstock)
ADVERTISEMENT
Tokoh oposisi Venezuela tewas bunuh diri setelah dituduh terlibat upaya pembunuhan Presiden Nicolas Maduro. Namun partai oposisi menyebut dia dibunuh oleh rezim Maduro karena aktivitas politiknya.
ADVERTISEMENT
Menteri Dalam Negeri Venezuela Nestor Reverol, mengatakan Fernando Alban, 56, melompat dari lantai 10 markas intelijen Venezuela (SEBIN) pada Senin (8/10). Dia ditahan di SEBIN sejak Jumat pekan lalu untuk diinterogasi karena dituduh terlibat upaya pembunuhan Maduro dengan drone berpeledak pada Agustus lalu.
"Saat dia akan dikirim ke pengadilan, ketika berada di ruang tunggu SEBIN, dia melompat dari jendela gedung dan jatuh, menyebabkan kematiannya," kata Reverol melalui Twitter seperti dikutip Reuters.
Namun pernyataan Reverol berbeda dengan laporan penyidik Venezuela Tarek Saab yang mengatakan Alban meminta izin ke toilet dan melompat dari jendela di dalamnya.
Partai oposisi Venezuela tempat Alban bernaung, Primero Justicia, mengatakan dia dibunuh.
"Dengan luka mendalam dan haus akan keadilan kami mengatakan kepada rakyat Venezuela bahwa anggota dewan Fernando Alban dibunuh di tangan rezim Nicolas Maduro," ujar pernyataan partai.
Presiden Venezuela Nicolas Maduro di acara parade militer di Caracas, Venezuela, Sabtu (4/8). (Foto: Miraflores Palace/Handout via Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Venezuela Nicolas Maduro di acara parade militer di Caracas, Venezuela, Sabtu (4/8). (Foto: Miraflores Palace/Handout via Reuters)
Koordinator nasional Primero Justicia, Julio Borges, mengatakan Alban tewas disiksa di SEBIN. Lalu, jasadnya dilempar keluar jendela gedung agar terlihat seolah bunuh diri. Borges tidak memberi bukti atas pernyataannya tersebut.
ADVERTISEMENT
Sebelumnya Primero Justicia mengatakan Alban ditahan atas pernyataannya soal pelanggaran hak asasi Venezuela pada pertemuan PBB di New York, Amerika Serikat. Baru beberapa hari kemudian pemerintah Venezuela mengatakan Alban ditahan karena upaya pembunuhan Maduro.
Sedikitnya tujuh orang terluka saat drone meledak di atas panggung Maduro berpidato di Caracas pada 2 Agustus lalu. Sebanyak 30 orang ditahan dalam peristiwa itu.
Penahanan Alban disebut bermotifkan politik. Asisten Alban, Mileidy Blanco, mengaku telah meminta Alban kabur keluar Venezuela bersama keluarganya.
"Dan dia tidak melakukannya. Dia sangat mencintai negara ini," kata Blanco yang ditemui di luar kantor SEBIN.