Tragis! Terlilit Utang Rentenir, Ibu di Malang Bunuh Anaknya lalu Gantung Diri

21 Juli 2023 15:50 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Catatan Redaksi: Harap bijak dalam membaca konten ini. Bunuh diri bukan jalan keluar persoalan kehidupan. Segera cari pertolongan!
Warga berkerumun di rumah Mujiati, ibu di Malang yang bunuh bayinya, lalu bunuh diri karena terlilit utang rentenir.  Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Warga berkerumun di rumah Mujiati, ibu di Malang yang bunuh bayinya, lalu bunuh diri karena terlilit utang rentenir. Foto: Dok. Istimewa
Warga Desa Donowarih, Kecamatan Karang Ploso, Kabupaten Malang digegerkan dengan kasus seorang ibu dan anaknya ditemukan meninggal dunia di rumah kontrakannya, Jumat (21/7).
ADVERTISEMENT
Korban seorang ibu berusia 33 tahun dan anaknya yang berusia 3 tahun. Saat ditemukan, si ibu dalam keadaan tergantung di atap rumah sedang anaknya dalam keadaan bersimbah darah dengan luka sayatan di pergelangan tangan.
Ketua RT setempat, Ahmad Fadillah, mengatakan sekitar pukul 07.00 WIB pagi, tetangga korban melihat rumah korban terkunci dan lampu padam.
"Karena khawatir warga mencoba masuk, mendobrak pintu dan betapa kaget ternyata penghuninya sudah meninggal dunia," katanya.
Menurut Ahmad, korban berasal dari Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, dan mengontrak rumah tersebut sejak 2020.
"Suaminya bekerja di sebuah bengkel motor di daerah sini," kata Ahmad.
"Dugaannya ibu itu membunuh anaknya lalu bunuh diri. Penyebabnya apa kami kurang paham," lanjutnya.
Warga berkerumun di rumah Mujiati, ibu di Malang yang bunuh bayinya, lalu bunuh diri karena terlilit utang rentenir. Foto: Dok. Istimewa

Diduga karena terlilit utang rentenir

Putus asa akibat dikejar rentenir diduga menjadi penyebab korban nekat mengakhiri hidupnya dan sang anak.
ADVERTISEMENT
Dugaan itu muncul lantaran beberapa warga sering kali melihat korban dikejar-kejar rentenir yang menagih utang. Seperti yang disampaikan salah satu warga, Joko Harupan.
"Warga sering melihat korban ini didatangi rentenir atau biasa disebut bank titil. Mungkin karena tertekan ia putus asa dan akhirnya berbuat nekat," katanya.
Sementara itu, Ahmad Fadillah mengatakan saat peristiwa terjadi tampak beberapa rentenir yang hendak menagih utang.
"Bahkan tadi sempat ada rentenir yang mau nagih, tapi sama warga diamankan dan dilarang," tuturnya.
"Bunganya cukup tinggi, kalau nggak diberi para rentenir sering kali marah-marah bahkan menunggu sampai larut malam. Mungkin itu yang membuat korban tertekan," ujarnya.
Jenazah keduanya dievakuasi ke RSSA Malang. Jenazah lalu dibawa ke rumah duka yang ada di Desa Banjarejo, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang untuk dimakamkan.
ADVERTISEMENT