Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Direktur Utama PT Transjakarta, Welfizon Yuza menyebut, pihaknya akan mengevaluasi pengoperasian bus listrik. Saat ini Transjakarta memiliki 30 bus listrik dan akan bertambah pada tahun 2023 ini.
ADVERTISEMENT
"Saat ini kita sudah mengoperasikan 30 bus listrik dan akan ada tambahan sampai dengan Desember ini 70 unit, untuk total 100 unit. Sehingga 100 unit ini akan kita jalankan sampai akhir tahun sambil melakukan proses evaluasi," kata Welfizon dalam Rapat Kerja bersama Komisi B DPRD DKI Jakarta, Rabu (7/6).
Welfizon mengaku sempat dimintai masukan oleh Kemenkomarves terkait pengelolaan dan pengoperasian bus listrik. Menurutnya yang paling berat ialah biaya investasinya.
"Yang menjadi consent kita di bus listrik saat ini biaya investasi ini masih cukup besar. Jadi satu, harus dibutuhkan intervensi dari lembaga pembiayaan, sehingga prosesnya itu tidak membebani operator yang akan masuk," ungkap Welfizon.
Welfizon menerangkan pengadaan bus listrik lebih mahal dibanding bus berbahan bakar solar, selisihnya mencapai 30 persen. Oleh karena itu ia berharap ada kebijakan yang meringankan dalam pengadaannya.
ADVERTISEMENT
"Bus listrik ini kan sekarang kita bayar perhitungan 30 persen lebih mahal dibandingkan dengan solar. Kami mencoba mencari alternatif, ya, karena harusnya insentif-insentif itukan dari semua lembaga instansi juga memberikan dukungan," tutur Welfizon.
"Seperti yang sekarang memberikan keringanan PPN segala macam yang sedang dibahas, oleh karena itu 100 unit itu kita jalan dulu kita evaluasi sambil mendorong regulasi-regulasi terkait dengan relaksasi bus listrik ini bisa berjalan," pungkasnya.
Pengoperasian 100 Bus Listrik Dipertanyakan DPRD
Pengoperasian 100 bus listrik itu seharusnya sudah tercapai pada Desember 2022. Namun hingga saat ini Transjakarta baru mengoperasikan 30 bus listrik di 6 rute.
Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta, Ismail, menagih progres pengadaan bus listrik tersebut.
ADVERTISEMENT
“Bagaimana persiapan konversi dari amada yang masih bebasis BBM ke EV (electric vehicle) ini seperti apa, jangan sampai ini menjadi bom waktu nanti telat dipersiapkan,” kata Ismail dalam rapat komisi.
Welfizon menyebut salah satu alasan mengapa pihaknya membeli bus secara bertahap adalah untuk meminimalisir risiko yang muncul. Sebab teknloginya hingga kini masih berkembang.
“Karena perkembangan teknologi terkait dengan bus listrik ini sangat cepat, sehingga kami harus hati-hati sehingga nanti tidak ada risiko kita sudah melakukan begitu banyak bus listrik, ternyata ada perubahan regulasi, bisnis dan lain-lain,” pungkasnya.