Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.94.0
ADVERTISEMENT
Pejalan kaki yang sering melintasi sekitaran Sarinah, Jakarta Pusat, pasti tak asing dengan pemandangan motor dan mobil berjejer parkir di trotoar . Fenomena ini tentunya mengganggu fungsi trotoar yang sebenarnya, yakni pejalan kaki bisa leluasa dan aman melintas.
ADVERTISEMENT
Pantauan kumparan di lokasi, Kamis (19/12), dari pagi hingga sore, mobil dan motor masih terparkir 'rapi' di trotoar . Bahkan, di beberapa titik, tampak kendaraan nyaris memakan seluruh badan trotoar.
Kendaraan yang terparkir di sana umumnya milik pengunjung toko, serta kendaraan para pengemudi ojek online yang menunggu orderan penumpang.
Salah seorang petugas parkir di Jalan K.H. Agus Salim, Tanjung (48), mengatakan di sepanjang jalan tersebut telah mendapat perizinan dari Dinas Perhubungan DKI untuk dijadikan lahan parkir.
“Di kita (Jalan K.H. Agus Salim) resmi. Ini semua kendaraannya karyawan, sekaligus kendaraannya tamu. Sudah diizinin dulu sama Dishub,” ungkap Tanjung yang merupakan juru parkir di RM Garuda, Kamis (19/12).
Tanjung mengatakan, pada umumnya, trotoar di sepanjang K. H. Agus Salim memang sehari-hari dimanfaatkan jadi lahan parkir. Tepatnya mulai dari simpang belakang Sarinah sampai Jalan Kebon Sirih.
ADVERTISEMENT
Hal itu lantaran toko-toko atau kios-kios di sepanjang jalan tersebut tidak memiliki areal parkir yang memadai.
“Sampai ujung sana, begitu semua. Itu parkir di trotoar,” ujarnya.
Dampak dari parkiran di atas trotoar sepanjang Jalan K.H. Agus Salim ini merugikan pejalan kaki. Sebab, dari sekitar empat meter lebar trotoar, tiga meter di antaranya habis untuk lahan parkir.
Sementara di Jalan Wahid Hasyim, kebanyakan yang parkir adalah kendaraan milik pengemudi ojol.
Trotoar di sekitar Sarinah hampir sepenuhnya tertutup kendaraan yang parkir dengan nyaman di lokasi. Warga seperti tak peduli dengan trotoar yang sudah dibangun rapi dan lebar untuk pejalan kaki.
Pemprov DKI juga sudah memasang spanduk yang besar di lokasi. Spanduk itu jelas terpampang larangan parkir di trotoar. Tapi, mereka seperti tak peduli dan tetap parkir di trotoar.
Selain hanya sekadar beristirahat atau menunggu penumpang, pengemudi ojol juga sering parkir di trotoar untuk memesan makanan. Sebab, di kawasan Sarinah, banyak toko maupun restoran yang minim lahan parkir memadai. Sehingga, parkir di trotoar adalah pilihan bagi mereka.