Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Trump Bertemu Netanyahu, Singgung Potensi Perang Dunia Ketiga Pecah
27 Juli 2024 10:43 WIB
ยท
waktu baca 2 menitADVERTISEMENT
Capres Partai Republik, Donald Trump, bertemu Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, di Florida pada Jumat (26/7). Kepada Netanyahu, Trump berjanji akan membantu menciptakan perdamaian di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Sejak pertengahan pekan ini, Netanyahu berada di Amerika Serikat (AS). Dia menyampaikan pidato di Kongres AS serta bertemu Presiden Joe Biden dan Wapres Kamala Harris secara terpisah.
Isu Gaza menjadi topik utama lawatan Netanyahu ke sekutu utamanya itu. Ketika bertemu dengan Netanyahu, Trump menyalahkan kepemimpinan AS saat ini atas memburuknya situasi di Timur Tengah, terutama Gaza.
"Kami mempunyai kepemimpinan yang tak kompeten di negara kami," kata Trump saat menyampaikan keterangan di sebelah Netanyahu, seperti dikutip dari AFP.
"Bila kami menang, maka akan sangat sederhana. Semua akan bekerja dengan sangat cepat. Jika (kami) tidak (menang) maka akan berakhir dengan perang di Timur Tengah dan mungkin perang dunia ketiga," sambung dia.
Setelahnya, lewat keterangan pers yang disampaikan tim kampanye Trump disebut bahwa Capres Republik itu, bila kembali ke Gedung Putih, akan membawa perdamaian di Timur Tengah.
ADVERTISEMENT
Selain itu, Trump menjanjikan melawan semua bentuk tindakan anti-Semit yang menyebar di seluruh kampus di seantero AS.
Trump dan Netanyahu dikenal menjalin persahabatan erat. Bahkan saat menyampaikan pidato di Kongres AS beberapa hari lalu Netanyahu memuji masa kepresidenan Trump.
"Saya sampaikan terima kasih atas segala hal yang dilakukan Presiden Trump terhadap Israel," kata Netanyahu.
"Dari mengakui kedaulatan Israel di Dataran Tinggi Golan sampai melawan Iran serta mengakui Yerusalem sebagai ibu kota kami dan memindahkan Kedubes AS ke sana," jelas Netanyahu.