Trump Gencarkan Serangan Personal, Sebut Kamala Cacat Mental Sejak Lahir

30 September 2024 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump berbicara dalam sebuah rapat umum kampanye di Erie, Pennsylvania, AS, Minggu (29/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump berbicara dalam sebuah rapat umum kampanye di Erie, Pennsylvania, AS, Minggu (29/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
ADVERTISEMENT
Calon Presiden Amerika Serikat dari Partai Republik, Donald Trump (78), kembali meluncurkan serangan pribadi terhadap Wakil Presiden Kamala Harris (59), pesaing dari Partai Demokrat.
ADVERTISEMENT
Dalam kampanye di Erie, Pennsylvania, Minggu (29/9), Trump menyebut Kamala "cacat mental" dan menegaskan bahwa Kamala seharusnya dimakzulkan.
Pidato tersebut berlangsung dalam tema "pidato gelap", mirip dengan acara yang diselenggarakan sehari sebelumnya.
Trump juga menyalahkan Kamala atas apa yang ia sebut sebagai "invasi" di perbatasan AS-Meksiko, meminta agar Wapres AS itu dimakzulkan dan dituntut atas kebijakan imigrasi yang dianggap merugikan.
"Joe Biden yang korup menjadi cacat mental. Menyedihkan," tutur Trump, seperti dikutip dari Al Jazeera.

Serangan Pribadi Semakin Intens di Tengah Pemilihan

Calon presiden AS Kamala Harris saat debat kedua Pemilu AS di National Constitution Center di Philadelphia, Amerika Serikat, Rabu (11/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Dengan pemilihan yang semakin dekat, Trump tampaknya semakin sering melancarkan serangan pribadi. Beberapa anggota Partai Republik berharap Trump lebih fokus pada isu-isu kebijakan yang menjadi perhatian utama pemilih, seperti ekonomi dan keamanan.
Trump telah lama dikenal mengancam tindakan hukum terhadap para pesaing politiknya, termasuk Presiden Joe Biden dan mantan lawannya pada pemilihan 2016, Hillary Clinton.
ADVERTISEMENT
Namun, di sisi lain, Trump juga menghadapi sejumlah masalah hukum.
Pada Mei lalu, ia dinyatakan bersalah dalam kasus pemalsuan catatan bisnis terkait uang tutup mulut di New York, dengan hukuman yang dijadwalkan pada 26 November.
Selain itu, dua kasus lainnya terkait pemberontakan 6 Januari 2021 dan upayanya membatalkan kekalahan pada pemilu 2020 di Georgia masih menunggu proses hukum.
Di tengah kampanye, Trump bahkan sempat mengakui kemungkinan kekalahannya pada pemilihan mendatang.
“Jika ia menang, itu tidak akan menyenangkan bagi saya, tetapi saya tidak peduli,” ungkapnya.

Kritik terhadap Komentar Trump tentang Kamala

Bakal calon presiden AS dari Partai Republik, Donald Trump berbicara dalam sebuah rapat umum kampanye di Erie, Pennsylvania, AS, Minggu (29/9/2024). Foto: Brian Snyder/REUTERS
Komentar Trump yang menghina Kamala Harris bukanlah yang pertama. Ia pernah menyebut Kamala "bodoh", "lemah", "bodoh seperti batu", dan "malas."
Para sekutu Trump, baik secara terbuka maupun pribadi, telah mendesak agar sang mantan presiden lebih fokus pada isu-isu penting seperti ekonomi dan imigrasi, daripada menyerang secara pribadi.
ADVERTISEMENT
“Saya hanya berpikir jalan keluar yang lebih baik adalah untuk menuntut bahwa kebijakannya menghancurkan negara,” ujar Senator Lindsey Graham kepada CNN, menanggapi pernyataan Trump tentang Kamala yang ia sebut sebagai "liberal gila."
Sampai saat ini, Kamala belum memberikan tanggapan langsung terhadap serangan terbaru Trump. Namun, ia sebelumnya pernah menyebut pendekatan Trump sebagai sesuatu yang kuno dan tidak relevan.
"Pertunjukan lama yang sama. Buku pedoman yang sudah kita dengar selama bertahun-tahun tanpa rencana nyata untuk memenuhi kebutuhan rakyat Amerika," katanya.