Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Trump: Korea Utara adalah Neraka yang Tak Pantas Diterima Manusia
8 November 2017 11:25 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:14 WIB
ADVERTISEMENT
Di depan Parlemen Korea Selatan, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencela Pemimpin Tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. Dia menyebut, Jong Un sebagai seorang diktator bengis.
ADVERTISEMENT
Jong Un adalah generasi ketiga dari penguasa Korea Utara Dinasti Kim. Beberapa bulan belakangan pemimpin bertubuh gempal itu kerap mengundang kemarahan AS dan Korsel akibat uji coba rudal balistik yang dilakukannya.
Trump dalam pidato menyebut masyarakat Korut hidup sangat menderita karena dinasti Kim memerintah secara kejam dan tak kenal belas kasih. Tindakan Jong Un dan kroni-kroninya, dilihat sebagai sesuatu kesewenangan terhadap rakyatnya sendiri.
"Mereka yang dinilai punya kesetiaan terhadap negara boleh tinggal di ibu kota, tetapi mereka yang dinilai tidak setia dibiarkan kelaparan," sebut Trump seperti dikutip dari AFP, Rabu (8/11).
"Korea Utara bukan surga seperti yang sering dibayangkan kakek Anda (Kim Il Sung). Ini adalah neraka yang tak pantas diterima manusia" ujar dia.
ADVERTISEMENT
Politikus Partai Republik itu, walau mengeluarkan komentar keras, menegaskan Korut bukan berarti tidak punya masa depan sama sekali. Harapan kehidupan lebih baik dan manusiawi terbuka lebar di masa mendatang.
"Meski kalian telah melakukan tindakan melawan Tuhan dan manusia, kami menawarkan jalan menuju masa depan lebih baik," tutur Trump.
Langkah yang perlu diambil Korut tidak sulit. Pyongyang cuma diminta menghentikan pembangunan misil dan melakukan denuklirisasi total. Jika tindakan itu dilakukan Trump berjanji AS siap membantu Korut membangun masa depan.
"Senjata yang kalian punya tidak menjamin keamanan kalian," ucap dia.
"Senjata-senjata itu malah membawa rezim kalian ke bahaya besar, setiap langkah yang kalian ambil, jalur hitam ini akan terus meningkat dan kalian akan berhadapan dengan resiko besar," jelas Trump.
ADVERTISEMENT
Trump berada di Seoul merupakan bagian dari rangkaian lawatannya ke Asia. Saat bertemu Presiden Korsel Moon Jae In, persoalan ancaman dan provokasi Korut menjadi prioritas pembahasan.