Trump: Mungkin Suatu Hari Nanti Ukraina Akan Jadi Bagian dari Rusia

11 Februari 2025 17:05 WIB
¡
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Presiden terpilih AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelang upacara pembukaan kembali Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, pada 7 Desember 2024. Foto: Ludovic MARIN / POOL / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Presiden terpilih AS Donald Trump berjabat tangan dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menjelang upacara pembukaan kembali Katedral Notre-Dame di Paris, Prancis, pada 7 Desember 2024. Foto: Ludovic MARIN / POOL / AFP
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengungkap kemungkinan Ukraina menjadi bagian dari Rusia saat membahas perang dengan Moskow dalam wawancara dengan Fox News yang tayang Senin (10/2).
ADVERTISEMENT
Pernyataannya muncul menjelang pertemuan Wakil Presiden AS JD Vance dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Konferensi Keamanan Munich pekan ini.
Meski melontarkan pernyataan seperti itu, Trump menekankan pentingnya pengembalian investasi dari bantuan AS ke Ukraina, dengan menyebut bahwa Washington harus menerima imbalan seperti mineral langka dari Kiev.
“Kami mengirimkan banyak uang ke sana, dan saya ingin sesuatu kembali. Saya mengatakan kepada mereka bahwa saya ingin tanah jarang senilai USD 500 miliar, dan mereka pada dasarnya setuju,” ujarnya.
Trump juga mengkonfirmasi rencana pengiriman utusan khususnya, Keith Kellogg, ke Ukraina untuk merancang proposal penghentian perang.
Tim penyelamat bekerja di Rumah Sakit Anak Ohmatdyt yang rusak akibat serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kyiv, Ukraina, Senin (8/7/2024). Foto: Thomas Peter/REUTERS
Sementara Zelensky terus mendorong jaminan keamanan dari AS dalam setiap kesepakatan dengan Rusia.
Kiev khawatir tanpa komitmen militer yang kuat—seperti keanggotaan NATO atau pengerahan pasukan penjaga perdamaian—Moskow hanya akan memanfaatkan jeda perang untuk mempersiapkan serangan baru.
ADVERTISEMENT
Juru bicara Zelensky, Sergiy Nikiforov, mengatakan Presiden Ukraina akan bertemu dengan Wapres Vance di Munich pada Jumat (14/2).
Seorang sumber di kantor Zelensky menyebut Kellogg dijadwalkan tiba di Ukraina pada 20 Februari, menjelang peringatan tiga tahun invasi Rusia.
Dalam pidato video yang dipublikasikan di media sosial, Zelensky menekankan perlunya “perdamaian sejati dan jaminan keamanan efektif” bagi Ukraina.
“Keamanan rakyat, stabilitas ekonomi, dan ketahanan sumber daya kita tidak hanya penting bagi Ukraina, tetapi juga bagi dunia bebas,” katanya.
Kolase Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Foto: Mikhail Tereshchenko/Sputnik/AFP, Ukrainian Presidential
Trump berulang kali menyatakan keinginannya menjadi perantara perdamaian, tetapi belum mengajukan rencana konkret untuk membawa kedua pihak ke meja perundingan.
Moskow menuntut Ukraina menarik pasukan dari wilayah selatan dan timur yang masih berada di bawah kendali Kiev, serta menolak hubungan lebih erat Ukraina dengan NATO.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, Zelensky menolak memberikan konsesi teritorial, meskipun mengakui kemungkinan solusi diplomatik untuk mengembalikan beberapa wilayah.
Presiden Vladimir Putin dan Presiden Donald Trump bersalaman. Foto: Reuters
Rusia mengeklaim telah mencaplok lima wilayah Ukraina—Krimea pada 2014, serta Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhia pada 2022—meski kendali atas daerah-daerah itu belum sepenuhnya mutlak.
Zelensky mengatakan sedang merencanakan pertemuan dengan Trump, meski jadwalnya belum ditetapkan.
Trump sendiri menyebut “mungkin” akan bertemu dengan Zelensky dalam beberapa hari mendatang, tetapi menepis kemungkinan perjalanan langsung ke Kiev.
New York Post melaporkan bahwa Trump telah berbicara dengan Putin untuk membahas cara mengakhiri perang. Menurut laporan itu, Putin menyatakan ingin melihat “orang-orang berhenti sekarat”.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov. Foto: Sputnik/Sergey Guneev/Kremlin via REUTERS
Juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, menolak mengkonfirmasi atau membantah percakapan tersebut.
Konferensi Keamanan Munich dijadwalkan berlangsung 14-16 Februari, dengan delegasi AS mencakup Menteri Luar Negeri Marco Rubio, Kellogg, dan Vance.
ADVERTISEMENT
Tidak ada perwakilan Rusia dalam forum tersebut.