Trump Soal Neraca Perdagangan AS Defisit Rp 6.650 T: Mereka Curang!

5 April 2017 12:28 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
ADVERTISEMENT
Presiden Amerika Donald Trump. (Foto: Reuters/Jim Lo Scalzo)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden Amerika Donald Trump. (Foto: Reuters/Jim Lo Scalzo)
Presiden Amerika Serikat Donald Trump kecewa melihat kondisi neraca perdagangan AS defisit hingga 500 miliar dolar AS atau setara dengan Rp 6.650 triliun (kurs Rp 13.300) selama 2016. Trump bahkan sempat marah besar dan bernada tinggi saat diminta komentar mengenai hal tersebut.
ADVERTISEMENT
"Mereka curang. Mulai sekarang, mereka yang melanggar aturan akan menghadapi konsekuensi dan akan ada konsekuensi yang sangat berat," kata Trump dengan nada tinggi seperti dikutip kumparan (kumparan.com) dilansir dari The Economic Times, Rabu (5/4).
Terkait hal ini, Trump meminta Departemen Perdagangan dan Kantor Perwakilan Dagang AS menindaklanjuti dengan mengumpulkan data-data yang valid penyebab defisit neraca perdagangan AS. Mereka harus menyampaikan laporannya dalam 90 hari ke depan.
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Presiden AS Donald Trump. (Foto: Reuters/Carlos Barria)
"Kami akan menyelidiki semua pelanggaran perdagangan berdasarkan temuan tersebut. Kami juga akan mengambil tindakan yang diperlukan untuk mengakhiri pelanggaran. Saya tidak terikat kepentingan politik atau keuangan. Saya tidak peduli. Saya di sini untuk bekerja," tegas Trump.
ADVERTISEMENT
Menurut data Kementerian Perdagangan AS, ada 16 negara yang menjadi mitra dagang utama AS namun neraca perdagangannya jomplang atau tidak seimbang. Yang tertinggi adalah China dengan nilai defisit neraca perdagangan AS mencapai 347 miliar dolar AS.
Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
zoom-in-whitePerbesar
Donald Trump (Foto: Reuters/Carlos Barria)
Berturut-turut disusul Jepang 68,9 miliar dolar AS, Jerman 64,9 miliar dolar AS, Meksiko 63,2 miliar dolar AS, Irlandia 35,9 miliar dolar AS dan Vietnam 32 miliar dolar AS dan India 24 miliar dolar AS.
Negara-negara lain yang disebutkan dalam daftar itu adalah Italia, Korea Selatan, Malaysia, Thailand, Prancis, Swiss, Taiwan, Indonesia dan Kanada.
ADVERTISEMENT