Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Tumpah Darah di Armenia-Azerbaijan: 212 Orang Tewas; Kini Gencatan Senjata
18 September 2022 7:01 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
ADVERTISEMENT
Pertempuran sengit antara Armenia dan Azerbaijan mengakibatkan 212 orang tewas. Sengketa wilayah Nagorno-Karabakh menjadi penyebab kedua negara terlibat pertempuran sejak awal pekan ini.
ADVERTISEMENT
Kedua negara tersebut bukan kali ini saja terlibat pertempuran. Tercatat, dua kali pertempuran hebat terjadi pada 2020 dan juga 1990-an, untuk memperebutkan wilayah Nagorno-Karabakh. Wilayah ini merupakan 'kantong' Azerbaijan yang berpenduduk Armenia.
Kedua belah pihak saling tuduh telah memprovokasi bentrokan, yang meletus pada hari Selasa (13/9) dan berakhir dengan mediasi internasional pada Kamis (15/9).
Pada hari Jumat (16/9), kementerian pertahanan Azerbaijan mengungkapkan jumlah korban tewas di antara pasukannya yakni 77 orang.
Di sisi lain, Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan mengatakan jumlah korban dari pihaknya lebih besar mencapai 135 orag. "Sayangnya, itu bukan angka final. Banyak juga yang terluka," ucap Nikol dalam rapat kabinet.
Armenia dan Azerbaijan Gencatan Senjata
Armenia mengumumkan gencatan senjata dengan Azerbaijan melalui mediasi Rusia pada Rabu (14/9). Kedua telah bertempur selama 2 hari berturut-turut.
ADVERTISEMENT
Pihaknya menerangkan, penembakan yang melanda wilayah perbatasan pun telah berhenti. Kendati demikian, saat deklarasi gencatan senjata Armenia dilakukan, Azerbaijan belum mengkonfirmasi keputusan itu. Belakangan barulah Azerbaijan mengamini.
Rusia mempunyai pengaruh diplomatik terkemuka di kawasan tersebut. Moskow menengahi kesepakatan yang mengakhiri pertempuran mematikan pada 2020.
Sebagaimana sebelumnya, Rusia kini juga terlibat dalam gencatan senjata teranyar. Anggota Parlemen Rusia, Grigory Karasin, mengatakan, gencatan senjata tercapai melalui upaya diplomatik negaranya.
Karasin menerangkan, Presiden Rusia, Vladimir Putin, telah berbicara dengan Pashinyan. Dia meminta Armenia untuk tenang.
"Berkat keterlibatan masyarakat internasional, kesepakatan telah dicapai seputar gencatan senjata," ujar Sekretaris Dewan Keamanan Armenia, Armen Grigoryan, dikutip dari Reuters, Kamis (15/9).
Peran Rusia Dalam Genjatan Senjata
Peran Rusia ini pun disinggung oleh kedua negara yang melakukan gencatan senjata. Kedua pemimpin negara bertemu dan ditengahi oleh Vladimir Putin untuk meredakan pertempuran yang terjadi.
ADVERTISEMENT
"Fakta bahwa gencatan senjata dihormati membuktikan bahwa baik Azerbaijan, maupun Armenia, tidak bermaksud untuk eskalasi skala besar," kata Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev.
Dia menyesalkan banyak korban akibat bentrokan senjata tersebut. Namun yang terpenting, ucapnya, saat ini adalah tidak merusak proses normalisasi hubungan kedua negara.
Berbicara pada pertemuan dengan Vladimir Putin di kota Samarkand, Uzbekistan, Aliyev berterima kasih pemimpin Negara Beruang Merah atas reaksi cepat Moskow terhadap eskalasi yang terjadi.
Di sisi lain, Dewan keamanan Armenia mengatakan kekerasan berakhir Kamis (15/9) malam berkat mediasi internasional setelah upaya sebelumnya gagal oleh Moskow untuk menengahi gencatan senjata.
Ketua DPR AS Nancy Pelosi Akan Kunjungi Armenia
Ketua DPR AS, Nancy Pelosi, mengumumkan rencana untuk mengunjungi Armenia usai negara itu terlibat dalam bentrokan berdarah di perbatasan dengan Azerbaijan.
ADVERTISEMENT
Pelosi lantas memutuskan untuk melakukan perjalanan 'spontan' dengan dua anggota Kongres AS keturunan Armenia. Namun, dia menolak untuk merinci rencana tersebut.
"Kami akan mengunjungi Armenia karena kami mendapat undangan dari orang-orang Armenia," ujar Pelosi pada pertemuan G7 di Berlin, dikutip dari Reuters, Sabtu (17/9).