news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45

UI Akan Lakukan Evaluasi Buntut Polemik Disertasi Bahlil

7 Maret 2025 14:22 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menyampaikan hasil rapat koordinasi empat Organ UI terkait rekomendasi pembatalan disertasi Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta, Jumat (7/3/2025).  Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah menyampaikan hasil rapat koordinasi empat Organ UI terkait rekomendasi pembatalan disertasi Bahlil Lahadalia saat konferensi pers di Gedung FKUI, Salemba, Jakarta, Jumat (7/3/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Rektor Universitas Indonesia (UI) Heri Hermansyah, menyebut akan menjadikan polemik disertasi gelar doktor Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia sebagai bahan evaluasi institusi pendidikan tingginya.
ADVERTISEMENT
Heri mengatakan Universitas Indonesia sebagai institusi pendidikan tinggi yang menjunjung tinggi integritas akademi, memiliki kewajiban moral dan etis untuk menjaga standar akademi yang telah dibangun bersama.
"Persoalan ini harus dipandang secara menyeluruh, sebagai momentum untuk melakukan evaluasi dan pembenahan sistem pendidikan khususnya di SKSG UI (Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia),” kata Heri saat menggelar jumpa pers terkait keputusan sidang etik disertasi Bahlil di UI kampus Salemba, Jakarta pada Jumat (7/3).
Keputusan Empat Pilar UI terkait dugaan pelanggaran etik di disertasi Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia pada Jumat (7/3/2025). Foto: Asprilla Dwi Adha/ANTARA FOTO
Dia juga mengajak para civitas akademika UI untuk mengambil pelajaran dari peristiwa ini. Bagi pihak kampus yang terlibat dalam polemik ini yakni promotor, co-promotor, direktur hingga Kepala Program Studi, UI akan memberikan saksi sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan.
ADVERTISEMENT
“Sebagai perwakilan dari empat organ UI, kami mengajak seluruh civitas akademi UI untuk menjadikan peristiwa ini sebagai pembelajaran bersama, untuk memperkuat komitmen kita dalam menjaga marwah akademik universitas Indonesia,” tambahnya.
Heri berharap hasil keputusan sidang etik bersama dengan 4 organ UI (Rektorat, Dewan Guru Besar, Senat Akademik, dan Majelis Wali Amanat) yang disampaikan hari ini bisa mengakhiri segala polemik yang ada.
"Ini menjadi solusi yang akhir, selesai ya. Jadi kita tinggal menjalankan apa yang sudah diputuskan tersebut untuk menyelesaikan permasalahan ini yang baik, bijaksana dan tidak menumbuhkan kontroversi lebih lanjut di masa yang akan datang," katanya.
Sebelumnya, Bahlil mengikuti program doktoral di Sekolah Kajian Strategik dan Global (SKSG) UI. Disertasi Bahlil untuk studi doktoral tersebut bertajuk Kebijakan, Kelembagaan, dan Tata Kelola Hilirisasi Nikel yang Berkeadilan dan Berkelanjutan di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sidang terbuka promosi doktor Bahlil dilakukan pada Rabu, 16 Oktober 2024.
Gelar doktornya ini disorot publik karena hanya diselesaikan dalam waktu tiga tahun. Buntutnya, UI melakukan investigasi.
Sebagai hasil investigasi, pada November 2024, UI menangguhkan kelulusan Bahlil Lahadalia dalam Program Doktor (S3) SKSG sembari menunggu sidang etik. UI juga meminta maaf kepada masyarakat atas permasalahan yang timbul terkait itu.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia membacakan laporan pemerintah saat Rapat Paripurna DPR RI Ke-13 Masa Persidangan II Tahun Sidang 2024-2025 di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (18/2/2025). Foto: Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO
Lebih lanjut, Dewan Guru Besar UI menemukan ada empat pelanggaran yang dilakukan oleh Bahlil dalam disertasinya. Mereka pun merekomendasikan agar Bahlil mengulang disertasinya. Berikut pelanggaran-pelanggaran tersebut:
ADVERTISEMENT

UI putuskan Bahlil revisi disertasi dan minta maaf

Dari rekomendasi tersebut, empat organ UI yang merupakan Rektorat, Dewan Guru Besar, Majelis Wali Amanat, dan Senat menggelar sidang etik pada 4 Maret 2025. Hasilnya memutuskan Bahlil untuk memperbaiki disertasinya dan membuat permohonan maaf.
“Di pertemuan terbatas empat organ UI, kemudian memutuskan untuk melakukan pembinaan. Pembinaan kepada promotor, co-promotor, direktur, kepala program studi, dan juga mahasiswa yang terkait, sesuai dengan tingkat pelanggaran akademik dan etik yang dilakukan, proporsional, secara objektif,” ujar Heri.
“Pembinaan ini dilakukan, mulai dari penundaan kenaikan pangkat untuk jangka waktu tertentu, permintaan permohonan maaf pada civitas akademik UI, dan juga peningkatan kualitas disertasi serta publikasi ilmiah,” sambungnya.
Di kesempatan yang sama, Direktur Humas UI, Arie Afriansyah mengatakan, Bahlil diminta memperbaiki disertasinya dan berkoordinasi dengan pembimbingnya terkait perbaikan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Terkait dengan mahasiswa, jadi sebagaimana disampaikan oleh Pak Rektor, adalah dimintakan perbaikan. Perbaikan disertasi sesuai dengan ketentuan dan isi substansi yang akan ditentukan oleh promotor dan co promotor," kata Arie.
Soal apakah Bahlil akan menjalani sidang ulang, Arie menyebut hal tersebut tergantung dari pihak Program Studi.
"Apakah nanti akan sidang lagi itu tentu tergantung kepada keputusan program studi karena memang itu sudah diatur ya dalam institusinya," ucapnya.