Ulama Dunia Sepakati "Pesan Bogor", Komitmen 7 Nilai Utama Wasathiyah

3 Mei 2018 10:59 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
ADVERTISEMENT
Pertemuan ulama-ulama dunia yang berlangsung di Bogor akhirnya rampung dengan menghasilkan "Pesan Bogor", sebuah komitmen umat untuk menjunjung tinggi wasathiyah Islam. Pesan Bogor disepakati oleh sekitar 100 tokoh Islam, ulama dan cendekiawan Muslim dari Indonesia dan seluruh dunia, salah satunya Grand Syekh Al Azhar, Ahmed Muhammad Ahmed Al-Thayyeb.
ADVERTISEMENT
Pertemuan ini bertajuk High Level Consultation of World Moslem’s Scholars on Wasatiyyat Islam, berakhir pada Kamis (3/5). Teks lengkap Pesan Bogor atau Bogor Message dibacakan oleh Utusan Khusus Presiden untuk Dialog Antar agama dan Peradaban Din Syamsudin.
Pesan Bogor berisikan komitmen para cendekiawan Muslim dunia untuk menjunjung tinggi wasathiyah Islam demi mengatasi berbagai realitas peradaban modern, yang termasuk di dalamnya "kekacauan global, ketidakpastian dan akumulasi kerusakan global, diperparah oleh kemiskinan, buta huruf, ketidakadilan, diskriminasi, dan berbagai bentuk kekerasan, baik di tingkat nasional maupun global."
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Perumusan Bogor Message KTT ulama-sedunia. (Foto: Rafyq Panjaitan/kumparan)
Dalam Pesan Bogor, para ulama sepakat mengaktifkan kembali paradigma wasathiyah Islam sebagai ajaran Islam pusat dan menjunjung tinggi nilai-nilainya sebagai budaya hidup individu dan kolektif.
ADVERTISEMENT
Ada tujuh nilai utama wasathiyah Islam yang termaktub dalam Pesan Bogor yang dibacakan Din, yaitu:
1. Tawassut, posisi di jalur tengah dan lurus.
2. I'tidal, berperilaku proporsional dan adil dengan tanggung jawab.
3. Tasamuh, mengakui dan menghormati perbedaan dalam semua aspek kehidupan.
4. Syura, bersandar pada konsultasi dan menyelesaikan masalah melalui musyawarah untuk mencapai konsensus.
5. Islah, terlibat dalam tindakan yang reformatif dan konstruktif untuk kebaikan bersama.
6. Qudwah, merintis inisiatif mulia dan memimpin untuk kesejahteraan manusia.
7. Muwatonah, mengakui negara bangsa dan menghormati kewarganegaraan.
Dr. Mustafa Ceric, mantan Mufti Besar Bosnia and Herzegovina, dalam pidatonya pada penghujung pertemuan ulama mengatakan wasathiyah berarti jalan tengah, bisa diterjemahkan juga sebagai keseimbangan dan penyatuan.
ADVERTISEMENT
"Al Wasat berarti di tengah, diterjemahkan sebagai keseimbangan, juga berarti penyatuan....mengatakan tidak kepada isolasi, tidak kepada asimilasi, melainkan mendukung integrasi," kata Ceric.
Integrasi tidak berarti menghilangkan identitas keislaman seseorang. Menurut Ceric, integrasi Islam akan menjadi peradaban menjadi agung. "Mereka mempertahankan identitas dengan melakukan integrasi dengan sejumlah elemen yang inklusif untuk menjadikan peradaban yang agung," kata Ceric.
Melalui Pesan Bogor ini, para ulama juga mendorong negara-negara Muslim dan komunitas untuk mengambil inisiatif untuk mempromosikan paradigma wasathiyah lslam, melalui World Fulcrum of Wasatiyyat Islam, "dalam rangka membangun Ummatan Wasatan, sebuah masyarakat yang adil, makmur, damai, inklusif, harmonis, berdasarkan pada ajaran Islam dan moralitas."
"Paradigma wasathiyah Islam, sebagai ajaran utama Islam, telah dipraktikkan dalam perjalanan sejarah sejak era Nabi Muhammad salallahu alaihi wasallam, khalifah yang dibimbing dengan benar (al-Khilafah al-Rashida), ke periode modern dan kontemporer, di berbagai negara di seluruh dunia, serta menegaskan kembali peran dan tanggung jawab moral para cendekiawan Muslim untuk memastikan dan memelihara generasi masa depan untuk membangun peradaban Ummatan Wasatan," bunyi Pesan Bogor itu lagi.
ADVERTISEMENT
Baca teks lengkap Pesan Bogor di sini.