Underwater Sea Glider Kemungkinan Hilang Kendali dan Terbawa Arus Muson Barat

4 Januari 2021 12:54 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi underwater sea glider. Foto: um.edu.mt
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi underwater sea glider. Foto: um.edu.mt
ADVERTISEMENT
TNI AL masih meneliti kemunculan Underwater Sea Glider atau sebelumnya disebut drone laut, yang ditemukan oleh nelayan di perairan Selayar, Sulawesi Selatan. Hipotesis TNI AL, alat ini telah lepas kendali dan terbawa arus ke perairan tersebut.
ADVERTISEMENT
"Bisa juga dari kendalinya putus, dia tidak bisa kembali lagi ke point GPS nya tadi, ini kan muson barat, bisa juga tadi dari laut Jawa hanyut ke Selayar tadi. Mengikuti arus tadi, selayar kan ada arus yang kuat," kata KSAL Laksamana TNI Yudo Margono kepada wartawan, Senin (4/1).
Menurut Yudo, alat ini bisa saja digerakkan oleh GPS yang telah ditentukan titik per titiknya. Bisa saja, titik GPS berada di luar Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI). Karena rusak, ia hanyut dan masuk ke perairan Indonesia.
Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono. Foto: Dispen AL
"Jadi alat ini ada GPS nya, dia bisa dikendalikan, mungkin hanyutnya karena putus tadi. Tapi dia tidak bisa lihat posisi kapal kita, alat ini tidak bisa ketemu kapal kita, dia dikendalikan GPS dan dia akan mencari saja, dia lebih banyak pool data terkait kedalaman laut," kata Yudo.
ADVERTISEMENT
Permasalahan muncul apabila ternyata alat ini diluncurkan oleh kapal riset asing dari perairan Internasional, namun ditujukan masuk ke Indonesia. Meski tidak memiliki fungsi utama sebagai alat pertahanan, alat ini sangat berguna untuk melihat data Batimetri, arus laut, salinitas air, hingga letak ikan yang berguna bagi industri.
Namun TNI AL belum bisa menjawab dugaan tersebut. Pasalnya, alat ini belum dibongkar oleh Pushidrosal.
"Alat tersebut saya tidak bisa menentukan milik siapa, karena tulisan di luarnya tidak ada sehingga nanti akan kita teliti lebih dalam di Pushidrosal, dan kita koordinasikan dengan Kemristek dan BPPT. Sehingga kita bisa meneliti lebih dalam alat tersebut," tutup Yudo.