Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Uni Eropa sepakat untuk menunda Brexit hingga tahun depan atas permintaan Inggris. Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson masih berjibaku dengan parlemen, mendorong pemilu dini pada Desember.
ADVERTISEMENT
Brexit atau British Exit adalah referendum Inggris keluar dari Uni Eropa pada 2016. Namun belum ada kesepakatan soal bagaimana Inggris setelahnya berhubungan dengan Eropa, terutama soal Irlandia Utara.
Inggris telah meminta dua kali penundaan, yakni pada Maret dan April lalu. PM Inggris sebelumnya, Theresa May, tiga kali gagal meratifikasi Brexit, membuatnya terdepak dari kursi pemimpin negeri.
Pekan lalu, parlemen Inggris menggelar voting untuk meminta penundaan Brexit jelang tenggat waktu pada 31 Oktober mendatang. Dalam pernyataannya, sebanyak 27 negara Uni Eropa (UE) akhirnya sepakat untuk menunda Brexit hingga Januari 2020.
"UE27 telah setuju menerima permintaan Inggris untuk perpanjangan Brexit hingga 31 Januari 2020," kata Dewan Presiden Eropa Donald Tusk seperti dikutip AFP, Senin (28/10).
ADVERTISEMENT
PM Johnson sejak awal telah berat hati menunda Brexit, namun harus melakukannya karena itu mandat parlemen. Dia akhirnya mengirim surat tanda tangan ke UE meminta penundaan.
Johnson juga memohon kepada UE untuk menekankan bahwa mereka akan sangat senang jika parlemen Inggris meratifikasi Brexit sebelum 2020. "Masih banyak waktu untuk meratifikasi kesepakatan," kata Johnson.
Upaya Johnson untuk menggelar pemilu dini pada 12 Desember mendatang menemui kegagalan pada voting di Parlemen awal pekan ini. Namun Johnson menegaskan akan menggunakan cara lain yang sesuai undang-undang untuk memaksa digelarnya pemilu.