Upaya Pekebun Tetap Konsisten Produksi Lada di Tengah Pandemi Corona

15 September 2020 10:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Petani memperlihatkan biji lada yang sudah dipanen. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
zoom-in-whitePerbesar
Petani memperlihatkan biji lada yang sudah dipanen. Foto: ANTARA FOTO/Akbar Tado
ADVERTISEMENT
Kementerian Pertanian (Kementan) terus berupaya menjamin ketersediaan pangan dan komoditas pertanian dan perkebunan di masa new normal pandemi virus corona. Sesuai arahan Mentan Syahrul Yasin Limpo, Direktorat Jenderal Perkebunan bisa menjamin ketersediaan komoditas perkebunan, salah satunya adalah lada.
ADVERTISEMENT
Direktur Jenderal Perkebunan, Kasdi Subagyono, mengatakan, pihaknya sangat menaruh perhatian besar pada peningkatan produksi, produktivitas, nilai tambah dan daya saing produk perkebunan.
Di tengah pandemi virus corona, petani dan pekebun terus berjuang memproduksi dan memelihara kebunnya, sehingga dapat memenuhi kebutuhan hidup dan juga memasok kebutuhan pertanian dan perkebunan Indonesia.
Ilustrasi berkebun di tengah pandemi virus corona. Foto: DAVID MUHARMANSYAH/ANTARA FOTO
Tentunya kesehatan petani dan pekebun juga sangat diperhatikan oleh Kementan. Diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dalam menjalani aktivitas berkebun sehari-hari. Selain itu juga diminta untuk tetap memperhatikan SOP kesehatan dan kebersihan, baik kesehatan tubuh maupun mutu kualitas tanamannya.
Salah satu contoh, pemeliharaan kebun yang tetap dilakukan oleh anggota Lembaga Ekonomi Masyarakat (LEM) Sukadana Baru, Kabupaten Lampung Timur, Provinsi Lampung. LEM Sukadana Baru telah terbentuk sejak 2018 yang beranggotakan sebanyak 70 orang.
ADVERTISEMENT
“Untuk produksi lada alhamdulillah tidak turut terdampak COVID-19 dan kami tetap konsisten merawat kebun agar hasil maksimal seperti biasanya,” ungkap Ketua LEM Sukadana Baru, Eko, saat dalam keterangan resmi Ditjen Perkebunan.
Pekebun lada di Kabupaten Lampung Timur tetap berkebun di saat pandemi virus corona Foto: Kementan
Di saat berkebun, lanjut Eko, anggota kebanyakan melakukannya sendiri, tidak kontak dengan anggota lainnya sehingga sangat aman dan sesuai anjuran protokol kesehatan. Namun tantangan yang dihadapi pekebun lada saat ini adalah cuaca dan harga jual.
Menurutnya, hasil produksi lada tahun lalu rata-rata sebanyak 700-1000 kilogram kering per hektar. Sebanyak 90 persen hasil panen tahun lalu sudah terjual ke pedagang pengumpul terdekat dengan kemasan karung plastik, sedangkan untuk tahun ini baru panen di Agustus. Eko berharap harga lada bisa menguntungkan pekebun dan terus ada pendampingan dari pemerintah.
ADVERTISEMENT
----------------------------------
Simak panduan lengkap corona di Pusat Informasi Corona