Vaksin COVID-19 Johnson & Johnson Dapat Picu Sindrom Guillain-Barre

13 Juli 2021 10:46 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi vaksin corona Johnson & Johnson. Foto: Dado Ruvic/REUTERS
ADVERTISEMENT
Badan Makanan dan Obat Amerika Serikat (FDA) akan mengeluarkan peringatan baru terhadap vaksin COVID-19 Janssen atau Johnson & Johnson.
ADVERTISEMENT
Peringatan itu terkait gangguan langka autoimun yang menyerang penerima vaksin Johnson & Johnson. Informasi tersebut dirilis media Washington Post yang mengutip dari sumber yang mengetahui persoalan tersebut.
Menurut laporan Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) yang dikeluarkan pada Senin (12/7/2021) sekitar 100 orang penerima vaksin Johnson & Johnson menderita sindrom Guillain-Barre.
Ilustrasi vaksin corona Janssen atau Johnson & Johnson. Foto: Shannon Stapleton/REUTERS
Sindrom tersebut merupakan gangguan yang disebabkan sistem imun menyerang jaringan saraf, demikian dikutip dari Al-Jazeera.
Ratusan sindrom Guillain-Barre terdeteksi usai AS memberikan 12,8 juta dosis vaksin Johnson & Johnson kepada warganya.
Mayoritas kasus sindrom Guillain-Barre ditemukan pada warga berusia 50 tahun dan usia di atasnya. Biasanya gangguan tersebut didapat dua pekan usai divaksin.
Setiap tahunnya terdapat 3.000 sampai 6.000 penderita sindrom Guillain-Barre. Biasanya yang menderita sindrom tersebut akan terkena infeksi virus atau bakteri lainnya.
ADVERTISEMENT
Sindrom Guillain-Barre pernah melonjak di AS pada 1970-an. Peristiwa itu berlangsung usai AS menggelar vaksinasi massal flu babi.
Peringatan terbaru yang akan dikeluarkan merupakan tamparan bagi Johnson & Johnson.
Tak seperti vaksin COVID-19 lain, Johnson & Johnson hanya membutuhkan satu dosis vaksin.
Food and Drug Administration/FDA. Foto: Jason Reed/Reuters
Pada April lalu CDC dan FDA sepakat untuk menghentikan sementara waktu pemakaian Johnson & Johnson. Saat itu, vaksin Johnson & Johnson tengah diinvestigasi atas munculnya kasus pembekuan darah terhadap beberapa penggunaannya.
Vaksin tersebut kembali digunakan usai kedua otoritas kesehatan AS menyatakan bahwa manfaat Johnson & Johnson melebihi risiko yang ditimbulkan.