Varian Omicron BF.7 Sudah Masuk RI, Kemenkes Imbau Warga Taati Prokes

"BF.7 ini sudah kita lihat di Indonesia sudah ada, kenaikannya itu kecil sekali, 15 kasusnya," kata Budi di RSAB Harapan Kita, Slipi, Jakarta Barat, Kamis (29/12).
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau agar masyarakat tetap menjalankan protokol kesehatan (prokes) yang selama ini telah diberlakukan.
"Sementara tetap prokes dan lengkapi vaksinasi booster 1 dan booster 2," ujar Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi kepada kumparan, Kamis (29/12).
Varian Baru COVID-19 Jadi Perhatian

Kehadiran varian baru itu menjadi perhatian Kemenkes. Sebab menurut Menkes Budi lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia bukan disebabkan mobilitas masyarakat, tapi karena adanya varian baru.
"Kenaikan kasus terjadinya bukan karena mobilitas. Lonjakan kasus itu terjadi karena ada varian baru. Itu data scientific-nya seperti itu. Buktinya apa? buktinya lebaran kemarin kita tidak naik, sepakbola, G20, kita tidak naik," katanya.
Menkes menyebut pihaknya masih mendalami subvarian BF.7 yang terkonfirmasi masuk di Indonesia.
"Nah kita lihat itu varian apa sih sekarang yang bikin naik? Sekarang yang bikin naik itu BQ.1 sama XBB dan kita udah lewat, kita udah kena. Di China yan banyak adalah BA.5, BA.275 dan BF.7. Yang BA.5 di kita udah lewat siklusnya, yang BA.275 sudah lewat," katanya.
Dilihat dari Global Initiative on Sharing Avian Influenza Data (GISAID), ternyata varian ini bukan pertama kali muncul dari China. Omicron yang disebut bisa immune escape ini tercatat pertama muncul di Rusia.
Kasus di China meningkat diduga kuat karena mereka belum punya imunitas kelompoknya yang solid. Selama ini China menjalankan kebijakan zero COVID-19.
Setelah kebijakan tersebut dilepas akibat masifnya protes, kasus infeksi tiba-tiba meledak. Krematorium penuh sehingga terjadi antrean panjang.