
Video: Jejak Luhut dan Bahlil, Duo Menteri Jokowi yang Siap Ambil Alih Golkar
31 Juli 2023 15:25 WIB
·
waktu baca 3 menitAirlangga Hartarto boleh saja aman sementara ini di kursi Ketua Umum Golkar setelah 38 DPD Golkar menegaskan dukungan untuknya. Namun, tak ada jaminan ia tak bakal digoyang lagi. Terlebih, dua menteri Jokowi yang juga kader Golkar, Luhut Binsar Pandjaitan dan Bahlil Lahadalia, telah siap mengambil alih Golkar andai diperlukan.
Nama Luhut setidaknya digaungkan oleh dua pihak di internal Golkar, yakni tim eksponen Ormas Trikarya Golkar yang antara lain digawangi Wakil Ketua Dewan Pimpinan Nasional SOKSI Lawrence Siburian, dan anggota Dewan Pakar Golkar Ridwan Hisjam.
Lawrence dan Ridwan termasuk dalam Tim Pemrakarsa Kebangkitan Golkar. Tim ini menyatakan bahwa jika Airlangga tak kunjung mendeklarasikan diri sebagai capres 2024 sesuai amanat Musyawarah Nasional X Golkar tahun 2019 sehingga terjadi Musyawarah Nasional Luar Biasa, maka Golkar mesti mencari sosok luar biasa untuk memegang kendali Golkar.
Sosok yang dianggap cocok sebagai pengendali Golkar di mata Lawrence dan Ridwan tak lain adalah Luhut Pandjaitan, Ketua Dewan Penasihat Golkar yang juga Menko Kemaritiman dan Investasi di kabinet Jokowi.
“Saya enggak punya suara [di Munas karena bukan DPD Golkar, tapi] saya mendukung Pak LBP (Luhut) karena dia superhebat untuk mengatasi keadaan darurat,” ujar Ridwan.
Seperti disinggung dalam video di atas, Ridwan menyebut kiprah Luhut di masa lalu mengindikasikan kompetensi dan kapasitasnya sebagai politikus sekaligus pemimpin. Hal itulah yang membuatnya yakin bahwa Luhut bisa membawa Golkar menjadi partai nomor 1 lagi.
Menurut Ridwan, saat pemilu tahun 1990-an di masa Orde Baru, Golkar memenangi perolehan suara nasional sampai 60%. Namun, khusus di wilayah yang menjadi tanggung jawab Luhut, yakni Mataraman Jawa Timur yang meliputi bekas Kerisedanan Madiun dan Kediri, Golkar menang sampai 90%, melampaui perolehan suara nasional.
Pada periode 1993–1995, Luhut menjabat sebagai Komandan Korem 081/Dhirotsaha Jaya, Madiun. Kala itu perwira militer yang aktif berpolitik di Golkar—yang notabene milik penguasa—adalah hal lazim sebagai bagian dari Dwifungsi ABRI.
“Hebat orang ini (Luhut). Dia bisa menggerakkan kader teritorial,” kata Ridwan.
Sementara Bahlil Lahadalia adalah Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di kabinet Jokowi. Sebagia pihak menganggapnya sebagai kuda hitam,
Bahlil menjadi kader Golkar sejak tahun 2000-an. Jabatan yang pernah ia emban di antaranya Wakil Sekretaris Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG), Koordinator Bidang Kepemudaan, dan Bendahara Umum DPD Golkar Papua.
Bahlil juga sempat bertarung memperebutkan posisi Ketua Umum Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia, organisasi sayap Partai Golkar, dalam Munas AMPI VII pada 2010. Namun, ia kalah dari Dave Laksono.
Bendahara Umum DPD Papua adalah jabatan terakhir yang diemban Bahlil di Golkar. Sejak 2013, ia tak lagi berada di struktur Golkar karena fokus menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Pusat Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI).
Meski bukan lagi pengurus Golkar, Bahlil mengatakan masih kader Golkar dan memenuhi syarat sebagai ketua umum partai itu.
“Secara AD/ART sangat memenuhi syarat [sebagai Ketum Golkar]. Saya ikut diklat segala macam,” kata Bahlil, Sabtu (22/7).
Lawrence Siburian dan Ridwan Hisjam menilai kesiapan Bahlil menjadi Ketum Golkar adalah haknya sebagai kader. Namun, sumber di DPP Golkar menyebut kemunculan Bahlil hanyalah “bunga-bunga” intrik perkubuan di internal Golkar.
Menurut sumber itu, target ketua umum yang sebenarnya diharapkan para pendukung Munaslub adalah Luhut.
Bahlil sendiri menampik adanya kubu-kubu di internal Golkar. Ia menyatakan diri sebagai kubu Jokowi karena tanggung jawab seorang menteri adalah ke Presiden.